Site icon

Taktik Maskirovka Rusia, Tak Ada Perjanjian Perang Harus Jantan

Jauh di pedesaan Rusia, sebuah jet tempur MIG-31 tiba-tiba muncul di lapangan. Sebuah pesawat tempur bomber yang garang dengan lencana bintang merah khas Rusia. Beberapa saat kemudian, sebuah peluncur rudal muncul di sampingnya.

Pengendara yang melintas di jalan dekat lapangant tersebut seketika terkejut dengan apa yang dilihat. Tetapi kemudian tenang karena ternyata itu bukan jet tempur dan peluncur rudal asli, tetapi sebuah balon.

New York Times

Di tengah kecanggihan teknologi perang termasuk dalam hal deteksi, Rusia, dan mungkin juga negara lain masih membangun dan menggunakan taktik licik kuno ini. Membuat senjata palsu dari balon yang diharapkan menipu serangan lawan.

“Jika Anda mempelajari sejarah pertempuran besar, Anda akan melihat bahwa tipuan menang setiap waktu,” kata Aleksei A. Komarov, insinyur militer Rusia yang bertanggung jawab atas sulap ini, sambil tersenyum. “Tidak ada yang pernah menang dengan jujur.”

New York Times

Komarov mengawasi penjualan militer di Rusbal, sebuah perusahaan balon udara yang juga menyediakan Departemen Pertahanan dengan berbagai senjata paling terkenal milik negara tersebut, tetapi dari balon. Dari jet, tank peluncur rudal, mereka buat dengan sangat miirp.

Di sebuah pabrik di balik dinding beton yang tinggi tidak jauh dari tempat itu, pekerja bekerja keras secara rahasia dengan mesin jahit dan kain untuk membangun senjata itu.

Rusia di bawah Presiden Vladimir V. Putin telah meregangkan kembali kekuatannya ke panggung geopolitik,

New York Times

The New York Times dalam laporannya beberapa waktu lalu menyebutkan salah satu yang kembali diminati Rusia adalah operasi penipuan dan penyamaran. Sebuah trik yang dikenal sebagai maskirovka, atau masking. Ini adalah doktrin perang psikologis yang menjadi unsur yang penting dalam membangun ambisi geopolitik negara.

Next: Apa Itu Maskirovka?

New York Times
Apa Itu Maskirovka?

Penyebaran militer Rusia terbaru dimulai dengan operasi yang melibatkan doktrin ini: dengan harfiah bisa diartikan terlibat dengan topeng dan tentara misterius di Crimea pada tahun 2014, tentara dikatakan “berlibur” atau “sukarela” di Ukraina timur.

Saat serangan Rusia di Ukraina berlangsung, Moskow mengirim konvoi kendaraan militer bercat putih ke provinsi-provinsi timur memberontak yang dikatakan sebagai bantuan kemanusiaan.

Truk-truk itu kemudian ditemukan kebanyakan kosong, mendorong spekulasi bahwa mereka telah dikirim ke sana untuk mencegah serangan balasan Ukraina melawan pemberontak.

Ide di balik maskirovka adalah untuk menjaga musuh hanya bisa menebak, tidak pernah mengakui niat sejati Anda, selalu menyangkal kegiatan Anda dan menggunakan segala cara politik dan militer untuk mempertahankan kejutan untuk tentara Anda.

Doktrin ini, menurut analis militer dengan menyamarkan prajurit sebagai semak atau pohon dengan pakaian hijau dan bermotif. Biasanya maskirova menggunakan teknik  semacam kebohongan, dan disinformasi politik tingkat tinggi serta menghindar secara licik.

Pada konferensi pers segera setelah invasi Crimea, Putin dengan tegas membantah bahwa “Green Man| atau “orang hijau” yang muncul di layar televisi adalah Rusia. Green Man adalah istilah untuk tentara tanpa identitas.

Putin mengatakan siapa pun bisa membeli seragam militer dan memakainya. Tetapi hanya lima minggu kemudian, setelah aneksasi semenanjung, Putin mengakui bahwa itu memang pasukan Rusia.

Maskirovka jauh dari sekadar kamuflase sederhana yang digunakan oleh semua tentara dan mencakup berbagai ide tentang penyesatan dan disinformasi yang telah berguna selama beberapa dekade.

Peta Soviet, misalnya, sering dengan sengaja dibuat tidak akurat yang kerap membuat pengendara frustasi, tetapi hal ini dilakukan untuk keamanan nasional karena jika digunakan oleh mata-mata.

Bahkan, hampir setiap penyebaran Rusia dan Soviet selama setengah abad terakhir, dari Praha Spring hingga Afghanistan, Chechnya dan Ukraina, selalu dibuka dengan trik sederhana namun efektif. Strategi itu adalah kemunculan tentara pertama dengan seragam tanpa identitas.

Pada tahun 1968, misalnya, penerbangan Aeroflot tiba di Praha membawa jumlah penumpang yang tidak proporsional dari laki-laki muda yang tegap dan ternyata mereka kemudian merebut bandara.

Tentara menyamar sebagai wisatawan berlayar ke Suriah pada tahun 1983 dalam apa yang dikenal sebagai “turis kawan”. Kemunculan tentara misterius juga terjadi di di Kabul, Afghanistan, dan Grozny, Chechnya pada tahun 1979 dan 1994.

Para ahli khawatir bahwa teater berikutnya untuk taktik seperti mungkin wilayah Baltik, rumah bagi minoritas etnis Rusia serta pangkalan militer besar Rusia di Kaliningrad.

Analis berspekulasi,  bahwa penuaan kapal militer Rusia mungkin berpura-pura mengalami kerusakan mekanis di pantai Baltik. Segera, marinir akan mengerahkan untuk “melindungi” itu.

Serangan yang mungkin tidak cukup untuk mendapatkan respons skala penuh dari NATO, tetapi jika dibiarkan, bisa merusak kredibilitas aliansi.

“Bagian yang menyenangkan tentang Baltik, dari perspektif Rusia, adalah bahwa kredibilitas NATO bertumpu pada setiap bagian yang tidak berguna dari darat, sehingga Anda tidak harus mengambil lebih dari sepotong kecil,” kata Michael Kofman, seorang analis militer di Kennan Institute di Washington.

Kolonel David M. Glantz, seorang ahli terkemuka tentang operasi penyamaran Rusia, mengatakan Rusia melihat perang “dalam banyak, banyak sisi.”

Doktrin maskirovka Rusia, meskipun, berbeda dari operasi penipuan oleh militer besar lainnya merupakan teknik strategis dan taktis penipuan yang digunakan dalam masa perang dan damai.

“Mereka melihat perang seperti catur, dan kami melihat itu sebagai catur,” kata Kolonel Glantz, mantan profesor di Command and General Staff College at Fort Leavenworth, Kan.

Maskirovka “dirancang untuk memanipulasi gambar, informasi yang salah dan akhirnya mengganggu proses pengambilan keputusan individu, organisasi, pemerintah dan masyarakat,” kata Dima Adamsky, ahli perang psikologis Rusia, menulis dalam sebuah makalah yang diterbitkan tahun lalu .

Di Georgia, ada contoh jelas bagaimana melakukan penyesatan ketika Gocha Kojayev, seorang petugas Kementerian Dalam Negeri, dan beberapa petugas menjadi korban ledakan pasca perang dengan Rusia tahun 2008.

Kejadian ini berawal ketika tim pembersih amunisi yang tidak meledak di medan perang bekerja di dekat Ossetia Selatan. Kojayev dikirim untuk mengumpulkan, drone surveilans dicat kuning kecil yang  tampaknya tidak berbahaya.  Memang, begitu banyak drone telah jatuh di daerah Georgia ditertawakan karena kontruksinya yang buruk.

Merasakan bahaya pada saat terakhir, bagaimanapun, Kojayev mundur etika kolega mengambil drone, yang ternyata membawa bahan peledak. Dua orang tewas, dan delapan lainnya, termasuk Kojayev, terluka.

“Ini adalah trik,” katanya. “Kami pikir mereka yang berkualitas buruk, tapi mereka sengaja dibedakan.”

Next: Tak Ada Perjanjian Perang Harus Jantan

New York Times

Tak Ada Perjanjian Perang Harus Gentle

Dan kini di luar Moskow senjata-senjata palsu seperti sistem rudal S-300 serta berbagai senjata lain terus dibangun. “Ada banyak skeptisisme pada awalnya,” kaa Maria A. Oparina, Direktur Rusbal dan putri dari pendiri perusahaan mengatakan dalam sebuah wawancara di sebuah kafe di Moskow. Tetapi ternyata hal itu mengesankan petinggi militer.

Perusahaan tidak akan mengungkapkan berapa banyak tank balon yang dibuat, karena jumlahnya rahasia, tapi. Oparina mengatakan produksi telah melonjak selama tahun lalu.

Perusahaan juga bekerja untuk ekspor. Hal itu membuat senjata balon seperti S-300 untuk Iran dan negara lain dengan nilai sekitar US$ 3 juta. Tetapi kontrak itu juga dibatalkan setelah Rusia sempat membatalkan penjualan senjata tersebut karena embargo PBB.

Tank-tank dan peluncur rudal dibuat untuk menipu serangan. Musuh dengan rudal mahal diharapkan menembak senjata murah ini. Sementara senjata asli disembunyikan rapat-rapat dari serangan.

Harganya pun cukup murah. Se uauh tank T-80 balon beratnya hanya 154 pon dengan harga sekitar US$16.000 bisa dibawa dalam tas jinjing dan bisa mengembang dalam waktu lima menit dan lenyap dengan cepat.

“Tidak ada gentlemen agreement dalam perang,” kata Oparina. “Tidak ada ksatria lagi. Tidak ada yang memakai seragam merah. Tidak ada yang berdiri untuk ditembak. Baik Anda atau saya, dan siapa pun yang memiliki trik terbaik dia akan menang.”

Exit mobile version