Seperti diketahui Rusia telah menunjukkan kemampuan kampanyenya di Suriah dengan serangan rudal jelajah baik yang diluncurkan dari bomber jarak jauh mereka maupun dari kapal perang yang berada di Laut Kaspia. Dan hal ini harus mendapat perhatian penuh dari Amerika.
Amerika Serikat harus memperhatikan ini bagaimana Rusia melakukan serangan udara dan darat dengan meluncurkan rudal baru Kh-101 rudal bersama dengan Kh-555. Serangan udara jarak jauh Rusia menunjukkan bomber negara ini tidak dalam kondisi kronis, tetapi masih bernafas hidup dan mampu menggertak.
Penerbangan yang dilakukan dari Rusia kemudian menyerang Idlib, Aleppo, dan sejumlah daerah di Suriah jelas bukan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh pesawat yang ecek-ecek. Dan yang juga harus diperhatikan Rusia mempublikasikan serangan itu secara masif, sebuah tanda bahwa Moskow memang ingin dunia memperhatikan tingkah polah mereka dalam memamerkan kekuatannya.
Sebanyak lima Tu-160 Blackjack, enam Tu-95MS Bear dan 14 Tu-22M3 Backfire berangkat ke Suriah dengan pengawalan Su-27SM dan menyebarkan sejumlah rudal udara ke darat Kh-555 yang merupakan varian konvensional dari Kh-55. Yang lebih menarik adalah munculnya rudal jarak jauh Kh-101 yang varian nuklir dikenal dengan Kh-102.
Sementara Tu-22M3 yang menjadi pembom andalan untuk anti-kapal Rusia, melepaskan sejmlah bom gravitasi. Rusia juga melaporkan serangan diluncurkan dari kapal selam di Mediterania timur, meski hal ini masih menjadi rumoor, tetapi sangat mungkin serangan laut dilakukan oleh kapal dengan menggunakan rudal Kalibr dari Laut Kaspia atau Laut Hitam armada.
Situasi ini jelas mengherankan mengingat baru musim panas lalu, Barat mengejek angkatan udara Rusia, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan penerbangan jarak jauhnya. Setelah menderita serentetan kecelakaan besar, Rusia menggrounded seluruh armada Tu-95 pada bulan Juli. Pada bulan Agustus. Tetapi faktanya pembom Rusia telah kembali, dan bahkan melakukan pertunjukan besar untuk menunjukkan kemampuan melakukan serangan presisi jarak jauh.
Kapal Induk AS Tidak Aman

Pesawat yang dikirim hampir pasti tidak seluruhnya. Artinya Rusia masih menyimpan banyak pesawat yang siap melakukan operasi serupa.
Yang menarik sebanyak 14 Tu-22M3 diluncurkan bersamaan untuk kemudian melakukan sprint sejauh 4.510 kilometer ke Suriah. Jelas ini harus menjadi catatan serius untuk US Navy karena pesawat ini dilahirkan dengan tugas untuk menghancurkan kapal induk AS dengan menembakkan rudal anti-kapal Kh-22 (AS-4). Artinya lagi, tidak ada kata aman bagi kapal induk Amerika untuk saat ini.
Rusia telah menunjukkan kekuatan bomber mereka tetap menjadi komponen tradisional triad nuklir, tetapi juga membentuk unsur yang berguna untuk pencegahan konvensional, memberikan kemampuan untuk menjangkau dan menyentuh AS atau NATO.