Dibangun untuk menjadi pesawat pemburu mematikan dan pembunuh sepanjang masa, F-35 sebenarnya juga bisa diartikan sebagai pesawat yang akan paling diburu di dunia. Dengan melihat peta yang ada sekarang ini, maka generasi Flanker akan menjadi pesawat yang paling berpotensi untuk melawannya.
Dengan lebih dari 600 Su-27 Flanker dan kemudian berevolusi menjadi Su-30, Su-34 dan Su-35 Super Flanker, pesawat ini telah terbang dengan angkatan udara di seluruh dunia. Sehingga ini bisa menjadi gambaran nasib F-35 nanti. Ke manapun Ligthing II akan bertemu dengan musuh yang tidak bisa diremehkan tersebut.
Sejauh ini AS memang beruntung karena tidak pernah bertempur dengan negara yang memiliki kekuatan udara seimbang. Di Timur Tengah, Amerika menghadapi negara-negara dengan kekuatan langit yang sangat lemah dan benar-benar tak berdaya seperti Irak, Afghanistan, dan Libya.
Tapi keberuntungan tentu saja bisa habis . Jika suatu saat Amerika harus head to head melawan Angkatan Udara Rusia, China atau India maka tidak akan semuda selama ini.

Menurut filosofi pertempuran udara baru yang didefinisikan oleh USAF-Lockheed-Martin adalah bahwa satu pesawat bisa untuk semua hal. Dan itu terwujud dalam F-35. Hingga pesawat ini nanti akan menggantikan semua jet tempur lainnya dari segala jenis. Dari jet tempur udara hingga pesawat dukungan serangan darat.
Tapi di sini masalahnya. Karena F-35 adalah pesawat udara tersebut mahal, angkatan udara hanya akan membeli sedikit pesawat saja. Jepang, misalnya, saat ini memiliki 100 F-15 tetapi akan menggantinya dengan hanya 70 F-35.
Sekali lagi, karena F-35 juga akan mahal untuk terbang dan memelihara, angkatan udara akan membatasi jam pilot terbang.
Selain itu, siluman datang dengan harga. Pada F-35 sebagian besar pemeliharaan adalah pada lapisan siluman. Ini merupakan hambatan menggelikan untuk pertempuran.
Secara teori adalah kemustahilan ketersediaan armada dalam kondisi 100 persen. Rata-rata USAF ketersediaan armada hanya sekitar 75 persen – dan itu sudah dalam kondisi baik, tetapi ketika nanti F-35 datang, angkanya pasti akan merosot tajam.
Bomber B-2A memiliki tingkat ketersediaan hanya 46,7 persen. Dan jet tempur paling mahal di Amerika, F-22 memiliki tingkat ketersediaan armada hanya 69 persen. Jadi jika katakanlah, Angkatan Udara Australia, jika hanya membeli 48 armada F-35 bagaimana harus melawan China yang memiliki 400 jet tempur turunan Flanker. Jelas dalam hal jumlah tentu menjadi masalah. Meski tentu saja Anda bisa bertaruh Australia tidak akan melakukan pertempuran dengan China tanpa didukung kakaknya, Amerika.