Itu bukan rencana pertama oleh Jepang untuk menyerang daratan AS. Beberapa kapal selam Jepang telah sempat mencapai target sasaran di pantai barat, dengan hasil minimal. Operasi Fu-Go meluncurkan lebih 9.300 balon hidrogen sarat dengan bahan peledak ke dalam aliran jet Pasifik. Tetapi balon itu terbang menuju Amerika Utara.
Sebelumnya Jepang juga mengirimkan pesawat yang lepas landas dari kapal selam untuk membom hutan agar terbakar. Tetapi juga tidak berhasil. Dan akhirnya sesuatu yang lebih destruktif dibutuhkan yakni dengan serangan senjata biologi.
Pada akhirnya, meski perencanaan telah disusun secara matang, operasi tidak pernah terjadi. Hanya 3 kapal selam I-400 dibangun dari 18 yang direncanakan dan komando tinggi Jepang ingin mereka tetapi ditahan untuk mempertahankan Kepulauan Home.
Operasi penyebaran pes dijadwalkan dimulai sampai 22 September 1945 dan tidak mungkin dilaksanakan karena pada Agustus Hiroshima dan Nagasaki dibom atom. Tidak ada senjata biologi yang pernah jatuh ke tanah AS.
Setelah perang, meskipun kekejaman mengerikan yang dilakukan terhadap warga sipil dan Sekutu, banyak dokter dari Unit 731, termasuk Shiro Ishii, yang diberikan kekebalan dari penuntutan kejahatan perang dengan kompensasi memberikan pengetahuan mereka tentang perang biologis dan eksperimen manusia. Ini seperti Operasi Paperclip yang juga memberi kekebalan terhadap ratusan ilmuwan roket Jerman dan personil ilmiah lainnya, pemerintah AS menilai keahlian mereka terlalu berharga.
Unit 731 menjadi yang pertama dalam menggunakan senjata biologi modern dalam skala besar, dan jumlah korban yang mengerikan. Jika perang tidak berakhir ketika itu, San Diego dan California selatan mungkin telah menghadapi masalah besar seperti yang terjadi di China.