Kementerian Luar Negeri China memperingatkan Jepang untuk tidak mengubah kapal perusak helikopter kelas Izumo mereka menjadi kapal induk yang mampu membawa jet tempur.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan Tokyo harus mewujudkan perdamaian “melalui tindakan,”. Pernyataan ini dikeluarkan menanggapi sebuah laporan bahwa Jepang akan memodifikasi kapal Izumo untuk bisa membawa jet tempur.
“Kami mendesak Jepang untuk melakukan lebih banyak hal yang dapat membantu meningkatkan rasa saling percaya dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional,” kata Hua sebagaimana dilaporkan Xinhua Selasa 26 Desember 2017.
Kyodo News melaporkan Senin kementerian pertahanan Jepang sedang mempertimbangkan rencana untuk membeli pesawat tempur siluman F-35B yang akan digunakan di kapal. Satu-satunya kapal yang memungkinkan untuk membawa jet tempur tersebut adalah Izumo meski harus melalui modifikasi yang cukup besar. Kelas Izumo adalah kapal terbesar milik Jepang yang dapat mengangkut hingga 14 helikopter.
Tetapi Jepang juga berencana menempatkan pesawat tersebut di wilayah dekat pulau yang dikonflikkan dengan China di mana di wilayah tersebut jarang ada landasan yang cukup panjang untuk F-35A.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe baru-baru ini menyetujui anggaran pertahanan sebesar US$ 46 miliar untuk tahun fiskal 2018, yang akan digunakan untuk mencegah Korea Utara dan militer China yang terus tumbuh.
Langkah-langkah tersebut, bagaimanapun, telah membuat Beijing khawatir. Hua mengatakan bahwa karena “alasan historis” tetangga Jepang khawatir dengan “tren keamanan militer Jepang,” dan menyuarakan tentangannya pada rencana Jepang membangun militernya.
Setiap langkah untuk memodifikasi kapal induk Jepang dapat melanggar klausul dalam konstitusi pasifis negara tersebut, yang menyatakan bahwa Tokyo tidak dapat memiliki kapal induk yang bersifat ofensif. Hua mengatakan bahwa tindakan tersebut bisa menjadi pelanggaran terhadap Pasal 9 konstitusi Jepang.