Setelah satu bulan lebih, Amerika Serikat memutuskan untuk mengakhiri misi pencarian kapal selam ARA San Juan milik Argentina yang hilang sejak 17 November 2017 lalu. Belum ada tanda-tanda di mana posisi kapal selam dengan 44 awak tersebut tenggelam.
San Juan meninggalkan sebuah pangkalan di kota selatan Ushuaia dan dijadwalkan tiba pada akhir November di pangkalan angkatan laut Mar del Plata, sekitar 250 mil tenggara Buenos Aires. Angkatan Laut Argentina meluncurkan pencarian untuk kapal yang hanya memiliki persediaan oksigen selama satu minggu tersebut. Kekuatan internasional juga bergabung dalam pencarian tersebut tetapi tidak juga membuahkan hasil.
Menurut pernyataan dari Komando Selatan Amerika lebih dari 200 personil Amerika Serikat. tiga pesawat terbang dan sebuah kapal riset Angkatan Laut berpartisipasi dalam operasi penyelamatan dan pemulihan di sebelah timur Patagonia, dengan luas pencarian lebih dari 655 mil persegi. Total area pencarian mencapai sekitar 300.000 mil persegi yang dibagi di antara lebih dari selusin negara. Juru Bicara Angkatan Laut Argentina Enrique Balbi mengibaratkan misi ini seperti mencari sepuntung rokok di lapangan sepakbola.
Juru Bicara Angkatan Laut Amerika Komodor Erik Reynolds sebagaimana dilaporkan Washington Post Rabu 27 Desember 2017 mengatakan pihaknya mengerahkan sebuah pesawat pengintai P-8 Poseidon yang bergabung dengan P-8 dan P-3 Orion milik NASA yang dilengkapi dengan instrumen ilmiah yang canggih. Selain itu juga diterjunkan beberapa kapal selam tak berawak.

Reynolds mengatakan sebuah tim kecil akan tetap berada di Argentina sampai 2 Januari 2017, dan setelah itu, bantuan teknis akan diberikan oleh para ahli di Amerika Serikat.
Harapan anggota keluarga dan regu penyelamat berulang kali putus setelah sempat beberapa kali menemukan tanda-tanda kehidupan dari kapal selam ternyata palsu.
Sebuah jaringan ilmuwan oseanografi mencatat “anomali hidro-akustik” tiga jam setelah komunikasi terakhir dengan San Juan, di dekat posisi terakhir yang diketahui. Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization, sebuah kelompok yang melacak kejadian seismik bawah laut untuk menentukan apakah mereka terkait dengan pengujian nuklir, mengatakan anomali tersebut kemungkinan adalah sebuah ledakan.
Menteri Pertahanan Argentina Oscar Aguad telah memecat Adm. Marcelo Srur, Kepala Staf Angkatan Laut Argentina, setelah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.
Misi pemulihan kapal selam jarang berhasil. Terakhir kali sumber kekuatan Amerika dikirimkan pada bulan Agustus 2005, ketika kapal selam AS-28 Rusia terjerat jaring dan kabel selama misi pelatihan melintasi Laut Bering. Meskipun aset Amerika dikerahkan, Dinas Penyelamatan Kapal Selam Angkatan Laut Kerajaan Inggris tiba lebih dulu, dan menyelamatkan ketujuh awak kapal tersebut.
Setiap operasi militer Amerika berakhir dengan sebuah tinjauan setelah tindakan untuk menentukan apa yang benar dan salah. Reynolds mengatakan proses itu masih belum terjadi untuk misi pemulihan San Juan, walaupun evaluasi mungkin akan berkisar seputar teknik pencarian, penggelaran peralatan dan cara untuk memperbaiki koordinasi dengan militer asing. “Anda harus berhati-hati; Jangan terlalu bersemangat memikirkan sesuatu yang ternyata hantu. “