Rusia Makin Sering Uji Rudal Topol, Ada Apa Sebenarnya?
Topol-M

Rusia Makin Sering Uji Rudal Topol, Ada Apa Sebenarnya?

Rusia kembali menguji rudal balistik antar benua atau Intercontinntal Balistic Missile (ICBM) RS-12M Topol. Setidaknya tiga kali Rusia menguji rudal ini dalam beberapa bulan terakhir.

Pengujian terakhir dilakukan dengan dengan membawa desain reentry vehicle baru yang dibangun untuk bisa menembus sistem pertahanan rudal Amerika dan NATO.

Perkembangan tersebut terjadi di tengah keluhan Rusia terkait perisai pertahanan rudal balistik Amerika, serta ketegangan baru antara Kremlin dan pemerintah Amerika atas berbagai kesepakatan pengembangan senjata nuklir.

Media TASS Rusia melaporkan, pada 26 Desember 2017, Pasukan Rudal Strategis Rusia menembakkan Topol dengan “perspective armament” dari kisaran Kapustin Yar di Wilayah Astrakhan dekat perbatasan dengan Kazakhstan. Kremlin tidak mengatakan sejauh mana uji rudal terbang, di mana ia mendarat, atau apakah eksperimen tersebut berhasil.

“Selama tes tersebut, para spesialis memperoleh data eksperimen yang akan digunakan untuk kepentingan pengembangan sarana efektif untuk mengatasi pertahanan anti- rudal balistik dan melengkapi “perspective [sic] armament rudal balistik Rusia dengan mereka,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan ke TASS.

“Uji dan sistem pengukuran di kisaran latihan Kapustin Yar memungkinkan “perspective armament” yang mampu mengatasi pertahanan anti rudal balistik, termasuk konfigurasi masa depan mereka. ”

Hal ini tampaknya menunjukkan bahwa pengujian RS-12M yang dimodifikasi tersebut mendukung program yang lebih luas dan berkelanjutan untuk menghasilkan senjata strategis yang dapat mengalahkan sistem pertahanan rudal balistik.

Rusia sering menggunakan Topol yang dibangun pada era perang dingin untuk pengujian seperti ini. Hal ini wajar mengingat Topol yang kemudian dikembangkan menjadi Topol-M sudah diganti dengan RS-24 yang juga dikenal sebagai Topol-MR atau Yars. Topol-M, yang beroperasi sejak 1997 mampu mencapai kecepatan puncak sekitar 15.000 mil per jam.

Ini bukan tes pertama dari Topol pada tahun 2017. Pada bulan September 2017, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan telah memecat sebuah RS-12M dengan “muatan tempur yang tidak ditentukan”, yang mungkin merupakan kendaraan hipersonik.

“Pejabat Rusia mengklaim sebuah kendaraan hipersonik, yang mungkin disebut ‘objek 4202’ sedang dikembangkan untuk memungkinkan rudal strategis Rusia menembus sistem pertahanan rudal,” kata Pusat Intelijen Udara dan Ruang Udara Angkasa Angkatan Udara Amerika mengatakan dalam sebuah tinjauan tahun 2017 tentang kekuatan rudal balistik dan pengembangan rudal jelajah di seluruh dunia.

Kendaraan hipersonik memiliki karakteristik dan jejak penerbangan yang sangat berbeda dibandingkan dengan ICBM, yang dapat membuat mereka lebih sulit untuk sistem pertahanan berbasis ruang angkasa dan permukaan guna dilacak dan mengalahkannya.

Juga pada bulan September 2017, Rusia dilaporkan menguji RS-24 dengan desain hulu ledak baru, sekali lagi dengan tujuan untuk mengalahkan sistem pertahanan rudal balistik. Peluncuran eksperimental ini mengikuti latihan strategis besar-besaran bulan sebelumnya, di mana militer Rusia melepaskan beberapa rudal balistik dan peluru kendali dengan kemampuan nuklir.

Berbagai upaya ini jelas ditujukan untuk menantang Amerika dan pertahanan rudal balistiknya pada khususnya. Amerika Serikat berulang kali menegaskan bahwa perisai bukanlah ancaman terhadap kredibilitas penghancur nuklir Rusia, namun Kremlin telah menolak pernyataan tersebut. Moskow menyebut sistem pertahanan rudal Amerika di Eropa bisa dilengkapi dengan rudal serangan darat.

Rusia dan Amerika telah saling tuduh telah melanggar perjanjian nuklir jarak jauh atau INF  yang melarang Rusia dan Amerika Serikat untuk memiliki rudal berbasis darat baru dari jenis, konvensional atau nuklir, dengan jangkauan maksimum antara 310 dan 3.420 mil. Para ahli juga percaya bahwa masih ada RS-26 Rubezh, sebuah desain rudal balistik baru yang sedang dikembangkan Rusia