Su-30 Gunakan Taktik Khusus Saat Lindungi Pesawat Putin di Suriah

Su-30 Gunakan Taktik Khusus Saat Lindungi Pesawat Putin di Suriah

Kunjungan mengejutkan Presiden Vladimir Putin ke Timur Tengah awal Desember 2017 ini bukan tanpa bahaya.  Hal ini menjadikan perencana militer Rusia mengambil tindakan pencegahan khusus dan agak tidak biasa untuk melindungi Presiden terutama ketika berada di pesawat, lebih khusus lagi ketika hendak mendarat di Pangkalan Udara Hmeimim Latakia, Suriah yang menjadi basis utama kekuatan Rusia.

Beberapa jam setelah kunjungannya ke pangkalan tersebut pada 11 Desember 2017, Rusia merilis sebuah rekaman yang menunjukkan Presiden Putin berada di dalam pesawat kepresidenan Tu-214PU, dan melihat ke luar jendelanya untuk menyaksikan Su-30SM  terbang di dekat sayap pesawat.

Para jet tempur tersebut terbang lebih merapat lagi saat pesawat turun dan mengambil posisi di bawah pesawat Putin. Jika cermat, hal ini bukan sekadar sebuah demonstrasi kekuatan atau sebuah pesta penyambutan oleh militer. Juga bukan sebuah taktik pengamanan yang biasa dilakukan untuk penerbangan saat memasuki wilayah udara Suriah.

Pesawat tersebut mengambil taktik khusus untuk melindungi pesawat orang nomor satu di Rusia tersebut dengan menjadikannya sebagia tameng rudal. Jet-jet tempur tersebut digunakan untuk menyediakan “perangkap panas” untuk melindungi panas mesin Tu-214PU. Panas mesin akan menjadi sebuah target mudah bagi sistem pertahanan udara portabel (MANPADS) yang menggunakan penargetan panas.

https://www.youtube.com/watch?v=j4hNFva_QzU

Menurut kantor berita Russia Today salah satu pilot Su-30 yang bernama “Yury” menggambarkan misi mereka sebagai berikut:

“Dalam kasus ini, tugas saya adalah untuk bertemu dengan [pesawat Presiden Rusia] dan mengantarnya ke jalur pendaratan. Salah satu tugasnya adalah dengan ini melindungi dengan diri kita sendiri, kurang lebih seperti itu. Suhu gas buang dari pesawat [Su-30SM] jauh lebih tinggi. Kami terbang dengan kapasitas maksimum karena pesawat kami memiliki kecepatan yang berbeda dan kami melindungi pesawat kepresidenan dari kedua sisi dengan diri kami. ”

Putin juga mengomentari operasi tersebut dengan mengatakan “Pilot, orang-orang itu, saya melihat mereka. Mereka tidak hanya terbang di dekatnya saat mendarat, mereka turun untuk terbang di bawah pesawat kami. Saya berterimakasih kepada mereka dan saya ingin mereka mendengar dan mengetahuinya. ”

Ini adalah cara baru untuk mengatasi keterbatasan penanggulangan infra merah Tu-214PU saat memasuki wilayah jangkauan MANPADS yang kira-kira sampai 18.000 kaki di atas Suriah.

Pesawat tersebut mengambil rute yang akan memberikan jarak pemaparan paling sedikit di wilayah Suriah, terbang dari Sochi, melewati Turki dan Mediterania Timur, sebelum berbalik ke daerah sekitar Suriah ke selatan pangkalan udara untuk melakukan pendekatan akhir.

Pesawat Kepresidenan Rusia Tu-214PU /Youtube

Tu-214PU digunakan sebagai pos komando terbang dan transportasi VVIP untuk Kremlin. Di Amerika pesawat ini mirip dengan E-6B dan C-32A-yang lebih dikenal sebagai Air Force Two saat Wakil Presiden Amerika berada di pesaaat. Ini adalah pesawat bermesin kembar berukuran kira-kira Boeing 757 dan berbeda secara signifikan dibandingkan pesawat Presiden yang biasa, mesin IL-96-300PU jauh lebih besar.

Rusia harus diakui kira-kira berada 15 tahun di belakang Amerika ketika menghadapi tindakan pencegahan inframerah yang digunakan untuk melindungi pesawat terbang besar dari ancaman MANPADS. Pesawat Amerika seperti C-32, VC-25A, C-17, C-5, C-130, CV-22, CH-53 dan yang lainnya menggunakan sistem penanggulangan inframerah  yang lebih mumpuni salah satunya dengan menggunakan directional infrared countermeasure systems (DIRCM) dan BOL-IR countermeasures untuk mempertahankan diri.

Sistem DIRCM memecat sinar laser modulasi berdaya rendah ke pencari inframerah rudal yang masuk untuk membutakannya.  Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah bekerja keras untuk mulai menutup celah teknologi ini dan telah mulai menerapkan sistem DIRCM Presiden-S mereka yang juga terlihat digunakan pleh helikopter tempur mereka di Suriah. Teknologi ini juga sedang dimodifikasi untuk bisa digunakan di pesawat sayap tetap termasuk yang berukuran besar.

Selain itu, Rusia juga ingin melakukan pengembangan sistem serupa yang akan menggunakan sensor peringatan dini deteksi rudal serupa untuk mempertahankan armada pengebom mereka dari serangan rudal.