Setelah berbulan-bulan menyatakan dengan tegas bahwa tidak dapat dan tidak akan mentolerir Korea Utara yang memiliki senjata nuklir, Amerika Serikat dilaporkan sedang merencanakan serangan ” “bloody nose” untuk mengirim pesan kepada Pyongyang.
The Daily Telegraph mengutip sumber di pemerintahan Presiden Donald Trump mengatakan bahwa mereka telah “secara dramatis” meningkatkan persiapan untuk solusi militer ke Korea Utara. Serangan bloody nose bisa diartikan sebagai serangan terbatas pada wilayah penting untuk mengirimkan pesan keras hingga akhirnya musuh menyerah.
Solusi yang mungkin dilakukan termasuk menghancurkan lokasi peluncuran rudal sebelum Korea Utara bisa menggunakannya.
“Pentagon sedang mencoba untuk menemukan pilihan yang memungkinkan mereka memukul Korea Utara di bagian hidung, menarik perhatian mereka dan menunjukkan bahwa kita serius,” kata seorang mantan pejabat keamanan Amerika yang memberi tahu tentang kebijakan tersebut kepada Telegraph.
Kabarnya, pemerintah Trump menggunakan serangan 7 April yang menyasar lapangan udara Suriah dengan menggunakan Tomahawk sebagai cetak biru untuk tindakan melawan Korea Utara.
Korea Utara Tak Semudah Suriah
Namun ketika kapal-kapal Angkatan Laut Amerika menembakkan rudal jelajah Tomahawk ke lapangan udara Suriah, militer Suriah sudah dalam kondisi lemah karena telah bertahun-tahun mengalami perang saudara dan melawan ISIS. Hal ini menjadikan Amerika tidak mendapat serangan balasan.
Jika kemudian Amerika menggunakan taktik ini untuk menyerang Korea Utara, tentu saja situasinya tidak akan semudah itu. Tidak mungkin tidak ada serangan balasan dari Pyongyang.
Jeffrey Lewis, Direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Middlebury Institute of International Studies, mengatakan di Twitter: “Rudal seluler tidak memerlukan situs peluncuran, Donald.”
Peluncur rudal mobile Korea Utara inilah yang berbahaya yang kemudian bisa menjadi senjata mematikan untuk membalas dendam. Bahkan tidak perlu ke wilayah Amerika, Pyongyang bisa saja membalas serangan ke Korea Selatan.
Amerika Mampu Melakukan Serangan Bloody Nose
Amerika memang memiliki alat untuk memberi Korea Utara efek “bloody nose” yang diinginkan. Tidak lama setelah meledakkan sebuah situs peluncuran, di mana perwira peluncur bisa mati dan Kim Jong Un sendiri biasanya berjaga-jaga di dekatnya, Amerika dapat mencoba untuk mencegat peluncuran rudal Korea Utara berikutnya.
Tidak hanya Amerika dan sekutu-sekutunya meningkatkan penyebaran rudal ke wilayah ini, Amerika juga bisa mengerahkan pesawat tempur siluman F-35 yang memiliki kemampuan untuk menembak jatuh peluncuran rudal.
Sid Trevethan, mantan spesialis Angkatan Laut Amerika kepada Business Insider mengatakan Kapal selam seperti USS Michigan, yang telah sering mengunjungi Korea Selatan selama krisis Korea Utara baru-baru ini, bisa mengirim tembakan rudal jelajah ke lokasi militer manapun di Korea Utara tanpa pernah muncul ke permukaan.
Sedangkan Destroyer Aegis yang dikerahkan di Angkatan Laut Amerika dapat mencegat rudal Korea Utara.
Menteri Pertahanan Jim Mattis baru-baru ini mengatakan bahwa meskipun uji coba rudal balistik terakhir Korea Utara menunjukkan rentang yang sangat panjang, dia belum yakin bahwa keseluruhan sistem rudal masih berjalan. Kebijakan Amerika mengenai Korea Utara secara eksplisit menyerukan untuk mencegah Korea Utara bisa menyempurnakan program rudalnya. Hal ini bisa dilakukan dengan menghancurkan situs rudal mereka.
Bisa Memaksa Kim Jong Un Melakukan Perang Nuklir
Amerika tahu kemampuan apa yang harus dilakukan untuk melawan Korea Utara, tapi satu hal yang tidak dapat diketahui adalah bagaimana Korea Utara akan meresponsnya. Jika Amerika mencoba untuk menyerang lokasi peluncuran dengan rudal Tomahawk, Korea Utara bisa memiliki alasan untuk melakukan pembalasan dan perang pun tidak bisa dihindarkan.
Segera, Kim Jong Un bisa segera memberikan perintah untuk instalasi artileri besar Korea Utara untuk melepaskan tembakan ke Seoul, yang berpotensi membunuh puluhan ribu orang selama jam-jam pertama.
Skenario bloody nose akhirnya menjadi perjudian. Apakah Korea Utara siap memasuki perang habis-habisan dalam serangan terbatas? Korea Utara telah menenggelamkan kapal-kapal Amerika dan Korea Selatan tanpa hukuman proporsional di masa lalu. Mereka telah menembaki pulau-pulau Korea Selatan, menangkap orang Amerika dan Korea Selatan, dan membunuh warga sipil tanpa balas dendam Amerika.
Jika AS menyerang Korea Utara, maka Pyongyang juga bisa nekat untuk melakukan skenario paling mengerikan yakni meluncurkan senjata nuklir mereka. Beranikah Amerika melakukan serangan?