Angkatan Udara Republik Korea (RoKAF) berencana mengakuisisi 20 pesawat tempur F-35A Lightning II lagi hingga menjadikan total pembelian mereka menjadi 60 unit.
Surat kabar Joongang Ilbo mengutip sumber militer melaporkan Rabu 21 Desember 2017bahwa Defense Agency of Technology and Quality (DTaQ), sebuah badan di bawah Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan akan melakukan studi pendahuluan untuk mendukung fase berikutnya dari program pesawat tempur generasi terbaru RoKAF.
Keputusan terakhir yang diambil Korea Selatan pada tahun2014, RoKAF memerintahkan 40 F-35A dengan biaya US$6,7 miliar. Pesawat dijadwalkan dikirim ke Korea Selatan mulai tahun 2018.
Menurut laporan tersebut, studi DTaQ akan menilai tren pengembangan pesawat tempur luar negeri, dan rencana akuisisi. Ditambahkan bahwa mendapat 20 pesawat siluman tambahan diperlukan untuk memungkinkan RoKAF menyerang fasilitas utama di Korea Utara.
Laporan tersebut juga mengatakan F-35A adalah satu-satunya pesawat yang memenuhi persyaratan RoKAF. Juru bicara DAPA tidak menanggapi pertanyaan yang diajukan IHS Jane’s terkait masalah tersebut.
Pada 2012, RoKAF meluncurkan program untuk mendapatkan pesawat tempur generasi berikutnya yang akan digunakan untuk menggantikan pesawat tempur Northrop F-5E dan McDonnell Douglas F-4 Phantom II. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan membangun jet tempur sendiri yang dikenal dengan KF-X dan bekerjasama dengan Indonesia.
Belum jelas apakah keputusan menambah pembelian F-35A menunjukkan ada masalah dalam pembangunan KFX. Sebelumnya dilaporkan program ini terhambat karena sejumlah masalah. Salah satunya pemblokiran beberapa teknologi penting oleh Amerika Serikat.
Bahkan program ini sempat dikabarkan berhenti sementara karena Indonesia terlambat membayar iuran dana pengembangan dan pembangunan pesawat. Semua masalah ini bisa menjadikan jadwal pembangunan pesawat molor hingga Korea Selatan memilih jalur cepat untuk mendapatkan pesawat penutup sampai KFX mereka selesai dibangun.
Baca juga: