
Kondisi Angkatan Laut Jerman juga berada dalam masalah serius. Nasib kapal selam Type 212A menunjukkan adanya masalah yang luas di Bagi Deutsche Marine.
Type 212A menjadi salah satu kapal selam diesel-listrik paling canggih di dunia salah satunya karena menggunakan sistem propulsi udara-independen yang menjadikannya bisa menyelam lebih lama dan sangat senyap. Kapal selam membentuk komponen kunci dari rencana NATO untuk melindungi Laut Baltik dalam hal terjadi krisis besar, terutama adanya konfrontasi militer potensial dengan Rusia di wilayah tersebut.
Sayangnya, kapal ini menjadi mimpi buruk Angkatan Laut Jerman sejak menugaskan dua kapal pertama di tahun 2005. Masalahnya bukan pada kapal selam, tetapi sulitnya Jerman menciptakan siklus perawatan yang menjamin kapal selam bisa beroperasi dengan cepat.
Setelah berakhirnya Perang Dingin, pemerintah Jermanmengurangi anggaran pertahanan dan ukuran militernya di semua matra. Angkatan Laut Jerman hanya memerintahkan persediaan suku cadang kritis terbatas untuk Type 212A barunya.
Kini, Deutsche Marine secara efektif harus memesan bagian baru untuk setiap perbaikan besar, yang telah terbukti merupakan proses yang mahal dan memakan waktu. Pada saat bersamaan, konsorsium pembangun kapal Jerman yang bertanggung jawab atas kapal selam hanya memiliki kesempatan terbatas untuk mengembangkan pengalaman mereka sendiri yang menyebabkan penundaan dan masalah terus-menerus.
Ketika U-35, Type 212A kelima, bergabung dengan Angkatan Laut Jerman pada tahun 2015, ada masalah dengan sekrup utamanya yang menjadikan kapal selam berisik sehingga tidak beroperasi secara efektif. Menurut laporan Der Spiegel kapal selam juga mengalmai masalah pada radar dan kegagalan peralatan komunikasi serta kecelakaan yang melumpuhkan kapal.
Personil Deutsche Marine yang tidak disebutkan namanya saat itu mengeluh kepada Der Spiegel bahwa mereka telah mengidentifikasi masalah yang sama dengan U-31 tahun sebelumnya dan kontraktor utama, ThyssenKrupp, tidak melakukan apapun untuk memperbaikinya. Ketika menugaskan U-36 tahun depan, layanan tersebut pada awalnya mengkanibalisasi banyak bagiannya untuk menjaga agar kapal tetap beroperasi.
Kendala anggaran dan logistik menjadikan tidak jelas kapan Jerman akan mengoperasikan enam kapal lagi. Galangan kapal Jerman tidak dapat melakukan pekerjaan yang diperlukan pada semua Type 212A sekaligus, yang artinya akan terus memperlambat siklus perbaikan.
Angkatan Laut Jerman mengharapkan agar U-36 akan kembali beroperasi pada Mei 2018. U-31, yang disitirahatkan sejak 2014, baru saja menyelesaikan perombakannya, namun masih perlu menyelesaikan serangkaian uji coba laut sebelum kembali bertugas aktif. Kapal dijadwalkan untuk beroprasi pada 2018,
Pemeliharaan pada U-34 akan dimulai pada Januari 2018 dan perbaikan pada U-33 akan sebulan slanjutnya. Tidak jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan kedua kapal tersebut. Tidak ada tanggal mulai pasti kapan akan ada ruang di galangan kapal untuk U-32, yang mengalami kegagalan baterai dalam perjalanan ke Norwegia untuk latihan pada bulan Juli 2017.
“Ini adalah bencana bagi Angkatan Laut,” kata Hans-Peter Bartels, yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Parlemen untuk Angkatan Bersenjata di Jerman, mengatakan kepada NPD Jerman pada bulan 2017.
Dia menambahkan bahwa dia yakin ini adalah “pertama kalinya dalam sejarah” semua kapal selam mereka tidak ada yang beroperasi satupun.
Jadi apa boleh buat, dua negara yang pada masa lalu adalah raksasa yang sangat ditakuti, kini berada dalam kondisi krisis kekuatan.