Erdogan: Tuan Trump, Anda Tidak Bisa Membeli Turki
Al-Monitor

Erdogan: Tuan Trump, Anda Tidak Bisa Membeli Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tidak akan memperdulikan ancaman Washington yang akan memotong bantuan ke negara-negara yang memberikan suara menentang Amerika atas tindakan Yerusalem di Majelis Umum PBB. Bahkan Erdogan mengajak dunia untuk memberi pelajaran kepada Washington atas keputusannya mengenai Yerusalem.

“Tuan Trump, Anda tidak bisa membeli kehendak Turki dengan uang Anda,” kata Erdogan dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi di Ankara pada Kamis 21 Desember 2017.

“Saya berharap Amerika Serikat tidak akan mendapatkan hasil yang diharapkan [di PBB], dan [dunia] akan memberikan pelajaran yang sangat bagus untuk Amerika Serikat,” tambah presiden Turki tersebut.

Berbicara pada sebuah pertemuan kabinet di Washington pada  Rabu, Trump berjanji untuk memotong bantuan Amerika ke negara mana pun yang memberikan suara melawan Amerika. Presiden mengeluh bahwa beberapa mitra Amerika menerima ratusan juta atau bahkan miliaran dolar dan kini menentang mereka.

Dalam pidatonya pada hari Kamis, Erdogan menentang ancaman Trump dan meminta masyarakat internasional untuk melakukan hal yang sama. “Saya memanggil seluruh dunia untuk  tidak pernah menjual kehendak demokratis Anda dengan imbalan uang kecil,” katanya.

Ankara telah muncul sebagai salah satu kritikus paling keras atas keputusan Washington terkait Yerusalem dan berulang kali mengulangi komitmennya untuk mendukung rakyat Palestina, baik di PBB maupun di forum internasional lainnya, termasuk Organisasi Kerjasama Islam. Pekan lalu, Erdogan menyatakan bahwa “hari sudah dekat” utnuk Turki membuka kedutaan di Yerusalem Timur.

Sebagai tanggapan atas langkah Trump di Yerusalem, OKI mengumumkan Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk membatalkan keputusan Amerika tersebut.

Washington sebelumnya memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang bertujuan untuk secara hukum membatalkan keputusan sepihak mengenai status kota suci tersebut. Resolusi tersebut didukung oleh 14 anggota Dewan Keamanan, termasuk empat anggota tetap lainnya.

Majelis Umum PBB akan bertemu dalam sebuah sesi darurat pada hari Kamis untuk membahas status Yerusalem. Menurut sumber PBB, utusan Palestina  berharap bahwa Majelis akan merancang sebuah resolusi yang mendesak Amerika untuk mundur dari keputusannya.

Keputusan Presiden Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada tanggal 6 Desember telah menyebabkan kecaman yang meluas dari orang-orang Palestina dan dunia serta  kritik dari sekutu Eropa sendiri.

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menolak untuk mengakui keputusan Washington dan mengatakan bahwa pihaknya mengakhiri peran positif Amerika dalam proses perdamaian Israel-Palestina.