Site icon

Amerika Perkuat Pangkalan Udara di Depan Pintu Rusia

Militer Amerika menyiapkan dana lebih dari US$ 200 juta atau sekitar Rp2,7 triliun untuk meningkatkan pangkalan udara mereka di Eropa sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mencegah agresi Rusia di wilayah tersebut.

Pada 12 Desember 2017, Presiden Donald Trump menandatangani sebuah anggaran pertahanan senilai US$ 700 miliar, yang mencakup sekitar US$ 214 juta yang diperuntukkan untuk membangun instalasi di Islandia, Norwegia dan sebagian besar wilayah Eropa Timur yang berada di depan pintu rumah Rusia.

Air Force Times melaporkan Naval Air Station Keflavik, Islandia akan mendapatkan dana sekitar US$ 14 juta akan dialokasikan untuk membuat hanggar baru guna menempatkan pesawat pengintai maritim dan antikapal selam P-8 Poseidon. Pesawat ini akan sangat diperlukan untuk melacak dan menemukan kapal selam Rusia.

Langkah ini dilaporkan merupakan tanggapan terhadap kapal selam nuklir Rusia yang semakin sering bergerak melalui wilayah yang dikenal sebagai celah GIUK (Greenland, Islandia dan United Kingdom). Jalur ini tidak lagi diawasi secara ketat setelah Perang Dingin selesai.

Pangkalan Udara Kecskemet Hungaria, juga akan ditambah fasilitas dengan menghabiskan sekitar US $ 50 juta. Mayor Juan Martinez, juru bicara Komando Eropa Amerika kepada Air Force Times mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan bahan bakar, membangun taxiway paralel dan meningkatkan lapangan terbang.

“Semua perangkat tambahan ini akan memperkuat kemampuan Angkatan Udara Amerika Serikat di Eropa untuk meningkatkan responsivitas dan kesiapan,” Martinez menambahkan.

Pangkalan udara di Estonia, Latvia, Slovakia, Luxemburg dan Rumania juga akan menerima dana jutaan dolar  untuk meningkatkan kekuatan udara Amerika di Eropa. Beberapa pangkalan ini dilaporkan akan digunakan untuk bisa menampung jet tempur siluman F-22 Raptor dan F-35.

Militer Amerika selama ini terus menunjukkan kekhawatirannya dengan peningkatan aktivitas militer Amerika Serikat terutama setelah aneksasi Crimea oleh Rusia pada tahun 2014.

Pada November 2017 Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat Jenderal Mark Milley menyerukan peningkatan pasukan Amerika di seluruh wilayah Benua Biru tersebut.

“Kami, Angkatan Darat, berpikir bahwa kemampuan tambahan mungkin diperlukan, dikombinasikan dengan sekutu NATO kami, untuk memastikan pencegahan agresi teritorial Rusia,” kata Milley kepada wartawan saat itu.

“Kemampuan udara dan maritim sangat penting, tapi pasukan darat  memainkan peran luar biasa dalam pencegahan konvensional dan jaminan sekutu. Karena kehadiran fisik Anda di lapangan berbicara banyak,” tambahnya.

Selama Perang Dingin, Amerika  memiliki ratusan ribu tentara di Eropa dan saat ini jumlahnya masih sekitar 62.000 tentara.

Baca juga:

Reaper Grim, Mata Tajam Elang Yang Terus Menatap Rusia

Exit mobile version