Bristol 188 bisa disebut sebagai ‘SR-71 Inggris. Pesawat raksasa dua mesin yang dibuat untuk mengeksplorasi penerbangan berkepanjangan kecepatan lebih dari Mach 2,6. Aluminium tidak bisa mentolerir pemanasan pada kecepatan tinggi, sehingga bahan apa yang harus digunakan?
Dihadapkan dengan masalah yang sama, AS akhirnya memilih titanium untuk membangun SR-71 Blackbird. Inggris memiliki ide-ide yang lebih baik dan membangun 188 dari stainless steel yang jauh lebih berat. Tetapi anehnya tidak memilih mesin kuat Olympus yang kuat dan memilih Gyron yang lebih kecil.
Bristol 188 lebih lambat dibandingkan pesawat tempur RAF yang lain kala itu seperti EE Lightening. Jika 188 telah dibangun dari titanium dan didukung oleh Olympus atau Avon mungkin akan mampu mencapai tujuannya. SR-71 AS dibangun untuk memata-matai Uni Soviet, ironisnya titanium itu dibangun dari titanium yang dibeli dari Soviet.
Bristol 188 dibangun dimaksudkan untuk mendukung bomber kecepatan tinggi sangat, Avro 730. Ketika Avro 730 dibatalkan pada tahun 1957, proyek Bristol 188 diteruskan.
Penerbangan pertama baru dilakukan 14 April 1962. Selama 51 penerbangan, pesawat berhasil kecepatan puncak Mach 1,88 (2.300 km / jam) di ketinggian 11.000 m. Terbukti pesawat ini tidak bisa mendapatkan Mach 2, apalagi terbang untuk waktu yang lama di 2,6.
Proyek ini akhirnya dianggap gagal dan telah menjadi pesawat penelitian paling mahal yang pernah dibuat Inggris.
Dua tahun setelah penerbangan pertama 188, Uni Soviet berhasil memproduksi pesawat berkecepatan tinggi dari baja MiG-25 yang mampu terbang dengan kecepatan melebihi Mach 2,8.