Pemerintahan Donald Trump secara resmi mengumumkan bahwa Korea Utara adalah pihak yang berada di balik serangan worm komputer WannaCry yang mempengaruhi lebih dari 230.000 komputer di lebih dari 150 negara awal tahun ini.
Untuk itu Gedung Putih mendesak semua negara yang ikut diserang untuk melawan kemampuan Korea Utara untuk melakukan serangan cyber dan untuk menerapkan semua sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang relevan.
“Serangan [WannaCry] tersebar luas dan menghabiskan biaya miliaran, dan Korea Utara bertanggung jawab secara langsung,” kata Thomas P. Bossert, penasihat keamanan dalam negeri Trump, mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan di Wall Street Journal pada Senin 18 Desember 2017. “Kami tidak membuat tuduhan ini sembarangan, berdasarkan bukti, kami juga tidak sendirian dengan temuan kami.”
Korea Utara secara luas diduga telah menciptakan virus tersebut, dan meminta tebusan pada pemilik komputer yang diserang untuk bisa memulihkan aksesnya.
Pada bulan Juni, The Washington Post melaporkan bahwa National Security Agency telah menghubungkan Korea Utara sebagai pelaku serangan ini. Pada bulan Oktober, pemerintah Inggris juga menyatakan bahwa mereka yakin Korea Utara adalah pelakunya. Bulan berikutnya, CIA mengeluarkan klasifikasi yang sama, yang sebelumnya tidak dilaporkan.
Pejabat tersebut mencatat bahwa pemerintah Amerika telah merilis rincian teknis alat cyber dan infrastruktur operasional Korea Utara dan telah bekerja sama dengan negara lain untuk mengurangi kemampuan Korea Utara melakukan pengujian lebih lanjut atau menghasilkan dana terlarang.
Serangan global 12 Mei melanda sektor-sektor penting, termasuk fasilitas kesehatan, “berpotensi membahayakan nyawa,” kata pejabat tersebut, yang berbicara tentang kondisi anonimitas untuk mendiskusikan sebuah langkah yang belum diumumkan.
Kemampuan cyber war Korea Utara cukup tinggi meski mereka adalah negara yang terkunci dengan berbagai sanksi.
Pada bulan November 2014, Korea Utara meretas jaringan Sony Pictures, mengganggu sistem komputer, mencuri dan melepaskan email perusahaan dan menuntut agar studio membatalkan peluncuran film satir yang menggambarkan pembunuhan Kim. Serangan tersebut menyebabkan sanksi ekonomi dari pemerintahan Obama.