Jet tempur bomber Sukhoi Su-34 Rusia terbukti mampu menjadi pesawat garis depan yang menghancurkan target darat. Tetapi pesawat ini masih membutuhkan satu hal lagi untuk bisa menjadi platform dukungan udara jarak dekat layaknya Su-25. Apa itu?
Sukhoi Su-34 telah membuktikan dirinya sebagai pesawat serangan darat yang sangat mampu. Pesawat 45 ton yang mampu terbang 1,8 Mach ini dirancang untuk membawa sampai 8 ton persenjataan, memiliki radius taktis 4.000 km, dan ketinggian 18.000 meter.
Pesawat juga dapat dilengkapi sampai dengan tiga tangki bahan bakar tambahan, yang memungkinkan untuk terbang 8 jam tanpa pengisian bahan bakar.
Setelah diuji dalam kondisi pertempuran nyata di Suriah sejak 2015 lalu, kesimpulan yang ditarik oleh para ahli militer Rusia adalah memperluas kemampuan pesawat ini untuk misi serangan darat untuk menggantikan pesawat lapis baja Sukhoi Su-25 sebagai pesawat dukungan udara jarak dekat.
Jika Su-34 berubah menjadi pesawat dukungan udara yang sebenarnya, maka harus percaya diri masuk ke dalam jangkauan rudal portabel permukaan ke udara, senjata anti-pesawat dan tembakan senjata kecil.
Untuk alasan ini, Su-34 perlu pelat baja guna melindungi dek penerbangan, mesin, tangki bahan bakar dan sistem kontrol penerbangan. Kubah kabin dan jendela depan juga harus lapis baja.
Lapisan baju zirah ini akan memerlukan penggunaan 15-30 mm titanium, lapisan nilon untuk menghentikan fragmentasi ledakan. Pesawat ini harus mampu menahan proyektil armor-piercing dan bahan peledak antara 23 dan 57 mm.
Analis mencatat, Su-34 sudah memiliki penanggulangan elektronik canggih untuk melawan MANPADS dan rudal jarak pendek dipandu radar.
Sistem ini terdiri dari radar sistem peringatan L-150 Pastel, peluncur decoy flare APP-50 dan sistem penanggulangan elektronik KNIRTI SPS-171 / L005S.
Selain itu, pesawat ini memiliki radar pasif electronically array scaned multi-target, yang memungkinkan untuk memburu pesawat musuh dan peralatan pada kisaran antara 200-250 km.
Pesawat ini juga dilengkapi dengan radar menghadap belakang dan dapat dilengkapi dengan radar pencari samping M402 Pika. Selain itu sistem jamming L175V / KS418, memungkinkan untuk digunakan sebagai jammer medan perang.
Ketika menuju desain pesawat armor sebenarnya hal itu tidak akan begitu sulit untuk Rusia, mengingat pengalaman sukses dengan baju besi Su-25. Su-25 memiliki panjang 15,5 m, lebar sayap 14,3 m dan ketinggian 4,8 m, sedangkan Su-34 panjang 23,3 m, lebar 14,7 m dan memiliki ketinggian 6,1 m. ”
Dengan demikian, baju besi Su-34 akan memiliki berat antara 800 dan 1.000 kg, dua kali lipat dibanding Su-25 yang memiliki lapis baja seberat 500 kg. Proses ini akan selesai pada tahun 2018, ketika kelompok pertama dari 12 Su-34 akan menjadi operasional untuk misi serangan darat.
Sebagai pembom tempur dengan kemampuan serangan darat, logis bahwa Su-34 dapat dilengkapi dengan rudal udara ke udara jarak jauh dan jarak pendek, termasuk R-77, R-27 dan R 73.
Su-34 yang beroperasi di Suriah dengan cepat menerima rudal ini setelah F-16 Turki menembak jatuh Su-24M Rusia pada bulan November 2015.
Next: Suatu Keharusan
Di antara manfaat lain dari lapis baja Su-34 adalah kemampuan untuk memanjat dan terbang di ketinggian antara 8.000 dan 12.000 m, memungkinkan pilot untuk membiasakan diri dengan situasi taktis di lapangan dengan bantuan sensor onboard, sebelum menukik ke bawah untuk menyerang.
Pemilihan dan pemantauan target terus menerus dipilih dilakukan dengan menggunakan radar udara dan sistem penargetan elektro-optik Platan yang dipasang di badan pesawat. Hal ini dilengkapi dengan sistem mengukur jarak ke target menggunakan telemetri laser.
Pesawat lapis baja Su-34 diharapkan untuk melakukan serangan terhadap sasaran-sasaran darat dari ketinggian antara 1.000 sampai 3.000 meter, menggunakan bom kecil 50kg, rudal anti tank udara darat, roket S-5, serta meriam GSH-30 -1 30 mm meriam.
Pada akhirnya, Su-34 yang didesain untuk dukungan udara jarak dekat akan memastikan dukungan yang sangat tepat bagi pasukan darat tanpa menyebabkan kerusakan di luar target.
Pesawat dukungan darat tersebut menjadi suatu keharusan, meskipun hanya Amereka dan Rusia memiliki pesawat tersebut. Kekurangan pesawat baru untuk peran ini, Amerika menyerah pada rencana untuk pensiun 240 A-10 Thunderbolt II yang dibangun antara 70-an dan 80-an dan terus berusaha menerbangkannya meski harus mengeluarkan biaya untuk membangun sayap baru.
Adapun Rusia, negara memiliki Su-25 Frogfoot yang juga diperkenalkan di tahun 70-an dan menjalani beberapa tahap modernisasi.
Namun segera, setelah Su-34 mendapat lapis baja akan mengganti pesawat ini, sehingga sangat meningkatkan kemampuan serangan darat dari Angkatan Pertahanan Aerospace Rusia.