Site icon

Pentagon Masih Yakin Rudal Korea Utara Tak Mampu Serang Amerika

Rudal Hwasong-15 Korea Utara

Menteri Pertahanan Amerika James Mattis mengklaim Korea Utara meski sudah membangun rudal balistik antarbenua atau intercontinental missile ballistic (ICMB) namun tetap belum mampu menyerang daratan Amerika.

“ICBM DPRK bukanlah ancaman yang mampu melawan kita saat ini,” kata Mattis, saat jumpa pers di Pentagon, dikutip oleh CNN Jumat 16 Desember 2017.

Namun Mattis menambahkan bahwa Pentagon terus mempertimbangkan pengawasan baru terhadap Pyongyang dan kemampuan rudal dan rudalnya. “Kami masih memeriksa forensik, kami masih melakukan analisis forensik,” katanya, menambahkan, “dibutuhkan beberapa saat.”

Pyongyang mengklaim bisa menempatkan sebuah hulu ledak nuklir di atas sebuah ICBM dan mengirimkan ke seluruh wilayah Amerika menyusul peluncuran rudal Hwasong-15. Mattis, pada waktu itu,  mengatakan DPRK secara aktif mencari kapabilitas untuk mengirim hulu ledak nuklir “ke mana-mana di dunia ini.”

Menurut para pengamat analisis teknis peluncuran Korea Utara pada bulan November tidak menunjukkan bahwa Korea Utara memiliki kemampuan untuk menyerang Amerika.

“Saya sangat ragu dengan kemampuan Hwasong-15,” kata anggota Atlantic Council, Patrick Patrick O’Reilly, pensiunan jenderal yang juga seorang ahli pertahanan rudal, yang dikutip oleh CNN.

Peluncuran rudal DPRK November, menurut O’Reilly, dikatakan telah gagal mencapai beberapa elemen penting yang diperlukan untuk membuat rudal menjadi ancaman yang kredibel, termasuk stabilitas, akurasi, dan kemampuan untuk bertahan dalam panas dan panas saat masuk lagi ke atmosfer.

Namun pakar kedirgantaraan Amerika menegaskan bahwa sangat berisiko mengambil kesimpulan cepat tentang kemampuan rudal korea utara. “Masih banyak yang harus dilakukan sebelum Anda bisa menilai ancaman yang kredibel,” tambahnya.

Menteri Pertahanan Amerika Mattis di bagian lain juga menegaskan bahwa upaya diplomasi dengan Korea Utara terus dilakukan untuk mengatasi kebuntuhan terkait program nuklir dan rudal negara tersebut. “Diplomasi berlanjut,” katanya.

Exit mobile version