Iran mengkritik sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron atas sikap terakhirnya terhadap Teheran. Negara teresbut menyebut Paris akan kehilangan kredibilitas internasional jika secara membabi buta mengikuti deklarasi kebijakan luar negeri Presiden Amerika Donald Trump.
Hubungan diplomatik Prancis dan Iran telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir setelah Macron meminta agar pemerintah Teheran mengurangi agresivitasnya di Timur Tengah.
Macron, selama ini mengkritik keras uji coba rudal balistik Iran dan memunculkan gagasan untuk memberikan sanksi tambahan terhadap negara tersebut. Iran menegaskan semua program militernya bersifat defensif.
Sikap Paris ini mengundang reaksi keras dari Teheran dengan menuduh Prancis telah tunduk pada Gedung Putih.
“Untuk mempertahankan kredibilitas internasionalnya, Prancis tidak boleh secara membabi buta mengikuti Amerika,” kata Ali Akbar Velayati, penasihat utama Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang dikutip oleh kantor berita Iran Fars Minggu 17 Desember 2017.

“Presiden Prancis sekarang bertindak sebagai anjing piaraan Trump,” kata Velayati menambahkan, dikutip oleh Reuters.
Dalam sambutannya, Velayati juga mengkritik Duta Besar Amerika untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Nikki Haley, yang baru-baru ini menunjukkan apa yang dia klaim bahwa rudal buatan Iran digunakan oleh kelompok Houthi Yaman melawan Arab Saudi. “Klaim ini menunjukkan [Haley] tidak memiliki pengetahuan ilmiah dasar dan kesopanan,” kata Velayati.
“Dia seperti atasannya [Trump] juga mengatakan hal-hal yang tidak berdasar dan menggelikan,” katanya, menambahkan, “Iran belum memasok Yaman dengan rudal apapun.”
Pada bulan November, Garda Revolusi Iran memperingatkan bahwa jika Eropa, Uni Eropa atau NATO menjadi ancaman bagi Teheran, mereka akan meningkatkan jangkauan rudal mereka menjadi sekitar 1.240 mil.