Mungkin ada sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik. Lebih boros bahan bakar mana, apakah ketika jet tempur terbang pelan atau ketika dia terbang cepat?
Jawaban ini akhirnya didapat ketika sekelompok pilot tempur dari Hawaii Air National Guard Amerika Serikat melakukan demonstrasi untuk menilai apakah pesawat terbang pada kecepatan tinggi akan mengkonsumsi lebih sedikit bahan bakar sekaligus menghemat jam terbang. Demonstrasi ini telah dilakukan untuk mendukung Air Force Operational Energy Program.
Sebanyak enam pesawat tempur F-22 Raptor terbang dari Alaska ke JB Pearl Harbor-Hickam, Hawaii, untuk berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut di samping dua pesawat pengisian bahan bakar KC-10 Extenders pada 13 Agustus 2017 lalu.
Sekelompok F-22 bersama dengan kapal tanker diterbangkan dengan kecepatan lebih tinggi, sementara kelompok lainnya menerbangkan profil standar dan bertindak sebagai kelompok kontrol.
Selama penerbangan lima jam, beberapa data poin dikumpulkan oleh para peneliti untuk membandingkan hasil dari kedua kelompok.
Pesawat yang terbang yang terbang lebih cepat bisa memotong lebih dari 10% dari total waktu penerbangan dan enam persen bahan bakar lebih sedikit.
“Tahun lalu, sekitar 1.250 pesawat tempur Angkatan Udara dikerahkan dengan cara ini,” kata Wakil Sekretaris operasional energi USAF Roberto Guerrero sebagaimana ditulis Airforce-Technology.
“Eksekusi cerdas seperti ini tidak hanya menghemat biaya operasional, tapi yang lebih penting, mempertahankan waktu di pesawat untuk mendapatkan nilai lebih tinggi seperti pertempuran dan latihan.”
Angkatan udara menghabiskan hampir US$ 5 miliar setiap tahun untuk bahan bakar. Mereka juga merupakan konsumen bahan bakar terbesar di Pemerintah Federal Amerika.
USAF berupaya meningkatkan efisiensi energi sambil terus memastikan keberhasilan misi dan rencana untuk menerapkan metode ini ke pesawat tempur lainnya.