Selama tahun 2017, Pasukan Khusus Amerika Serikat, termasuk Navy SEAL dan Green Beret US Army dikirim ke 149 negara di seluruh dunia. Ini berarti mereka beroperasi di 75% dari total jumlah negara di planet bumi ini.
Data yang diberikan kepada TomDispatch oleh Komando Operasi Khusus Amerika tersebut juga menunjukkan peningkatan wilayah pengiriman dari tahun sebelumnya. Pada 2016, atau era pemerintahan Obama, pasukan khusus Amerika dikirimkan ke 138 negara.
Jumlah ini juga meningkat hampir 150 persen dari hari-hari terakhir George W. Bush menjawab. Menurut data tersebut sebagian besar pasukan dikirim untuk memerangi kelompok teror di Afrika dan Timur Tengah hingga Asia.
“Kebanyakan orang Amerika akan terkejut mengetahui bahwa Pasukan Operasi Khusus Amerika telah dikirim ke tiga perempat negara di planet ini,” kata William Hartung, Direktur the Arms and Security Project at the Center for International Policy sebagaimana dikutip War is Boring Jumat 15 Desember 2017.
“Ada sedikit atau tidak ada transparansi mengenai apa yang mereka lakukan di negara-negara ini dan apakah usaha mereka mempromosikan keamanan atau memprovokasi ketegangan dan konflik lebih lanjut.”
Penggunaan Pasukan Khusus Amerika meningkat tajam sejak teror 9/11. Ribuan pasukan telah dikirim ke banyak negara dengan sebagian besar dilakukan secara diam-diam.
“Peningkatan penggunaan pasukan khusus sejak 9/11 merupakan bagian dari apa yang kemudian disebut sebagai Global War on Terror sebagai cara untuk menjaga agar Amerika Serikat tetap aktif secara militer di wilayah-wilayah di luar dua perang utamanya di Irak dan Afghanistan,” kata Hartung.
“Ketergantungan yang lebih berat lagi pada Pasukan Khusus selama tahun-tahun pemerintahan Obama adalah bagian dari strategi dari apa yang saya anggap sebagai ‘perang yang secara politis berkelanjutan,’ di mana penggelaran puluhan ribu tentara ke beberapa teater utama perang digantikan oleh sebuah ‘tapak yang lebih ringan’ di lebih banyak tempat, menggunakan pesawat tak berawak, penjualan senjata dan pelatihan, dan pasukan khusus. ”
Ketika Trump menjabat Presiden dia langsung menyerang Obama dengan mengatakan semua warisannya telah melemahkan Amerika di banyak hal. Dari perdagangan, keuangan hingga militer. Tetapi ketika sampai pada urusan pasukan khusus, sikapnya setali tiga uang bahkan lebih parah.
Donald Trump juga telah memberi komandan militer wewenang lebih besar untuk melancarkan serangan di zona kuasi perang seperti Yaman dan Somalia. Menurut Micah Zenko, seorang ahli keamanan nasional di kelompok think-tank Chatham House pasukan tersebut melakukan lima kali lipat misi kontra-terorisme mematikan di negara-negara non-medan perang dalam enam bulan pertama pemerintahan Trump dibandingkan selama enam bulan terakhir pemerintahan Obama.