Angkatan Udara Indonesia (TNI AU) terus berusaha menambah kekuatannya. Wilayah yang sangat luas membuat mereka dituntut untuk memiliki kekuatan besar guna menjaganya. Untuk itu TNI tengah berencana untuk mengisi kekuatan di beberapa sektor.
Dalam laman resmi TNI AU Selasa 12 Desember 2017 dilaporkan beberapa renacna tersebut adalah dengan menambah kekuatan dengan 3 skuadron tempur, 2 skuadron angkut berat/sedang/ringan,1 skuadron helikopter, 2 skuadron PTTA.
Selain itu juga pengadaan pesawat berkemampuan khusus terdiri dari 4 pesawat Airborne Early Warning and Control (AEW & C) atau yang juga disebut sebagai AWACS (airborne warning and control system). Pesawat ini memang sangat penting untuk memperluas pengawasan dan kontrol udara.
Untuk menambah jangkauan pesawat tempur TNI AU juga memasukkan daftar empat pesawat tanker sebagai rencana yang akan dibeli. Helikopter anti teror, 12 Satuan Radar, serta pengadaan pesawat multipurpose amphibious diharapkan juga akan bisa didapat..
Sedangkan bidang pembinaan kemampuan, TNI AU akan memenuhi siklus latihan yang telah direncanakan secara ketat dan terus meningkatkan kualitasnya melalui pelaksanaan evaluasi serta melaksanakan latihan bersama dengan negara lain.
Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.IP. mengatakan TNI AU akan mengubah pola gelar kekuatan tempur dari semula terpusat di wilayah tertentu, menjadi kebijakan menempatkan satu flight pesawat tempur di beberapa pangkalan udara terdepan. Dengan pola gelar tersebut diharapkan TNI AU dapat mewujudkan konsep No Area left with no air cover atau tidak ada wilayah dibiarkan tanpa perlindungan udara.
“Saat ini sedang di gelar satu flight pesawat T-50i Golden Eagle di Kupang. Kedepan juga akan di gelar unsur-unsur pesawat tempur di Pangkalan terdepan lainnya,” katanya dalam pembekalannya kepada 105 Pasis Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (Sekkau) Angkatan 102 di ksatrian Sekkau, Halim Perdanakusuma, Selasa 12 Desember 2017 sebagaimana dilansir laman resmi TNI AU.
KSAU optimistis kebijakan dan strategi tersebut dapat dilaksanakan mengingat kondisi kesiapan pesawat mencapai 100% demikian juga kesiapan pesawat helikopter yang tinggi untuk misi SAR, akan mendukung penempatan pesawat tempur di beberapa pangkalan udara terdepan.
Baca juga: