Rusia Dilaporkan akan Memperluas Arsenal Nuklir, Apa Alasannya?

Rusia Dilaporkan akan Memperluas Arsenal Nuklir, Apa Alasannya?

Rusia dilaporkan sedang berusaha untuk memperluas kekuatan senjata nuklir taktis mereka. Selain itu Kremlin juga tengah memodernisasi beberapa fasilitas komando dan kontrol nuklir bawah tanah untuk melindungi pemimpin negara jika terjadi perang nuklir.

Sumber Pentagon yang tidak bersedia disebut namanya kepada Washington Free Beacon mengatakan Rusia diduga mencari celah kesepakatan pengendalian senjata yang membatasi senjata strategis saja. Sementara senjata nuklir taktis yang lebih kecil tidak mendapat pembatasan.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan Kamis 15 Desember 2017, Washington Free Beacon menyebutkan bahwa Rusia sedang bersiap untuk memperluas persenjataan senjata nuklirnya, dari sekitar 7.000 sampai 8.000 dengan membangun senjata nuklir taktis baru.

Rusia saat ini dibatasi oleh perjanjian kontrol senjata dengan Amerika Serikat untuk hanya memiliki 1.550 hulu ledak strategis yang ditempatkan pada satu waktu. Dengan kata lain, rudal nuklir Rusia, kapal selam, dan rudal balistik antar benua yang siap digunakan baik di pangkalan udara, di bawah lautan, dan pasukan darat hanya boleh membawa total 1.550 senjata nuklir pada satu waktu. Namun mereka diperbolehkan untuk memiliki persediaan di dalam gudang.

Sebagian besar senjata nuklir strategis ini memiliki hasil 100 kiloton atau lebih, atau enam kali ledakan bom  Hiroshima. Senjata ini dimaksudkan untuk menyerang gudang senjata musuh, menghancurkan pangkalan militer lawan, dan jika perlu, meratakan kota.  Rusia diyakini memiliki total 7.000 senjata nuklir, baik strategis maupun taktis baik yang dikerahkan maupun yang disimpan.

Senjata nuklir taktis yang juga dikenal sebagai “senjata nuklir non-strategis”, biasanya memiliki daya ledak 100 kiloton atau kurang dan dimaksudkan untuk menyerang pasukan musuh atau armada kapal. Senjata-senjata ini tidak tercakup dalam perjanjian pengendalian senjata.

Menurut Free Beacon, Rusia mengeksploitasi kurangnya kesepakatan mengenai senjata nuklir taktis untuk secara agresif meningkatkan persenjataan nuklirnya. Rusia tampaknya ingin menempatkan total hingga 8.000 senjata, strategis dan taktis dengan beberapa di antaranya akan menggunakan sistem senjata strategis seperti ICBM.

Rusia dilaporkan meneliti senjata nuklir taktis generasi baru dengan daya ledak satu kiloton (setara dengan 1.000 ton TNT) sampai 10 ton. Beberapa senjata ini bisa dikatakan “bersih” atau hanya melepaskan sedikit radiasi.

Yang lainnya, yang disebut “bom neutron”, adalah sebaliknya karena memiliki efek ledakan yang sangat sedikit namun melepaskan banyak radiasi untuk membunuh pasukan musuh berlindung di bunker dan kendaraan lapis baja. Free Beacon juga menyebutkan nuklir ini melepaskan gelombang elektromagnetik (EMP), dan senjata yang melepaskan radiasi sinar X dan sinar gamma dalam jumlah besar.

Nex: Tiga Alasan Kenapa Rusia Memperluas Nuklirnya