Lepas dari segala kritik, celaan dan keraguan, jet tempur Chengdu J-20 harus diakui sebagai sebuah prestasi besar bagi China.
Pesawat ini menandai menjadi pesawat tempur siluman ke militer China. Untuk pertama kalinya China mendahului Rusia dalam hal pengembangan pesawat. Padahal selama ini China selalu mengekor Rusia dalam teknologi rumit tersebut.
China telah berhasil melewati jalur panjang pembangunan pesawat tempur. Dengan segala cara mereka mampu membangun semua generasi pesawat kecuali generasi pertama versi internasional.
Perlu dicatat, kriteria China untuk menentukan generasi pesawat terbang berbeda dari standar internasional yang berlaku. China mendefinisikan pesawat terbang berdasarkan pesawat terbang yang diintegrasikan ke dalam angkatan udara mereka. Sesuai kriteria China, J-20 dianggap sebagai pesawat generasi keempat.
Sebagai pesawat tempur siluman multirole J-20 diperkirakan akan dapat memenuhi peran tempur udara ke udara dan udara ke darat Angkatan Udara Pembebasan Rakyat (PLAAF) dan cabang penerbangan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat.
Menurut Kolonel Senior PLAAF Shen Jinke, J-20 akan meningkatkan kemampuan tempur keseluruhan Angkatan Udara China. Sebuah laporan Pentagon 2016 menyatakan bahwa J-20 merupakan langkah penting dalam upaya China untuk mengembangkan pesawat canggih untuk memperbaiki kemampuan proyeksi daya regionalnya dan untuk memperkuat kemampuannya untuk menyerang pangkalan udara dan fasilitasnya di lingkungan regional.
Pada tahun 2014, Komisi Peninjauan Ekonomi dan Keamanan China menggambarkan J-20 “lebih canggih daripada pesawat lainnya yang saat ini ditempatkan oleh negara-negara Asia Pasifik.
Saat ini, Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang memiliki pesawat tempur generasi kelima yang beroperasi penuh. Beberapa negara lain termasuk Rusia, India, dan Jepang sedang dalam proses mengembangkan stealth fighter mereka.
J-20 adalah satu dari dua pesawat siluman yang dikembangkan secara bersamaan di China. Pesawat lainnya adalah Shenyang FC-31, pesawat tempur siluman multirole yang lebih kecil yang sedang dikembangkan oleh Shenyang Aircraft Corporation dan berpotensi diekspor ke negara lain.
Dua stealth China ini dirancang untuk saling melengkapi mirip F-22 dan F-35 Amerika. China dan Amerika adalah dua negara yang memiliki program tempur siluman bersamaan.
Menurut Jenderal David L. Goldfein, Kepala Staf Angkatan Udara Amerika, jet tempur siluman seperti J-20 dirancang untuk terhubung ke jaringan pertahanan nasional, yang memungkinkan jet tempur mutakhir ini untuk mengakses informasi real-time yang diberikan oleh satelit dan pesawat tak berawak (UAV). Akibatnya, J-20, seperti F-35, harus dinilai sebagai bagian dari “keluarga sistem” dan bukan pesawat mandiri.