Ketika pasukan Irak merebut Mosul mereka menemukan tiga peluncur roket yang belum diledakkan dengan fitur yang tidak biasa. Di hulu ledaknya terdapat cairan yang setelah diuji ternyata agen kimia yang menyerupai mustard, sebuah jenis senjata kimia terlarang yang jika digunakan akan membakar kulit dan saluran pernapasan.
Roket kimia yang diimprovisasi tersebut menjadi yang terbaru dari serangkaian senjata yang dikembangkan oleh ISIS yang selama ini banyak ditemukan.
Akses terbatas ke pasar senjata global, menjadikan ISIS secara rutin memproduksi senjata mereka sendiri. Namun, ISIS terbukti telah sampai pada tingkat baru dalam hal membuat senjata sendiri. “Tingkat ini tidak pernah kita lihat sebelumnya dari berbagai kelompok militan yang ada sebelumnya,” kata Solomon H. Black, seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika yang melacak dan menganalisa senjata ISIS sebagaimana dilaporkan New York Times Selasa 12 Desember 2017.
Para pekerja kemanusiaan yang bekerja sebagai penjinak ranjau dan mereka adalah mantan teknisi peledak persenjataan militer serta analis senjata yang bekerja di daerah-daerah yang direbut dari ISIS kepada The New York Times memberikan lusinan laporan dan sejumlah foto serta gambar yang merinci senjata yang telah dikembangkan organisasi militan tersebut sejak 2014.
Catatan tersebut menunjukkan senjata yang dibangun ISIS merupakan hasil dari sistem produksi persenjataan yang menggabungkan penelitian dan pengembangan, produksi massal dan distribusi terorganisir untuk memperkuat ketahanan dan kekuatan organisasi militan tersebut.

Senjata yang dihasilkan dan digunakan untuk melawan musuh dan terhadap warga sipil yang tidak mendukung mereka dan senjata itu terkadang sangat brutal.
Sebuah laporan mencatat bahwa sebelum dipukul mundur dari Ramadi, pejuang ISIS mengubur peledak dalam juylah besar di bawah sekelompok rumah dan menyambungkannya ke sistem kelistrikan di salah satu bangunan.
Rumah-rumah dianggap aman. Tapi ketika sebuah keluarga kembali dan menghubungkan generator, rumah mereka maka akan menghasilan ledakan besar yang sangat besar. Menurut Snoor Tofiq, Manajer Operasional Norwegian People’s Aid, yang membersihkan senjata improvisasi dari daerah-daerah yang ditinggalkan oleh ISIS mengatakan ledakan itu bisa membunuh seluruh keluarga.
Craig McInally, juga seorang manajer operasi untuk Norwegian People’s Aid menggambarkan senjata lain yang ditemukan termasuk empat pemanas ruang dan generator yang tampaknya ditinggalkan di dekat Mosul.
McInally mengatakan pemanas dan generator dipenuhi dengan bahan peledak tersembunyi. Bom-bom tersebut telah dikonfigurasi sehingga jika seseorang mendekati mereka atau mencoba memindahkannya, mereka akan meledak.

Beberapa komponen senjata, pada dasarnya adalah standar, termasuk campuran amunisi, roket bahu, amunisi mortir, bagian bom modular dan ranjau darat plastik yang mengalami peningkatan beberapa generasi. Senjata ini diproduksi dalam skala besar.
Temuan ini juga mencakup prototipe senjata yang tidak dipilih untuk produksi massal atau ditinggalkan dalam pembangunan, termasuk proyektil yang dilengkapi dengan soda kaustik dan roket berbahan bakar yang mengandung agen blister.
Meski ISIS telah dikeluarkan dari hampir seluruh wilayahnya di Irak dan Suriah, pejabat keamanan mengatakan bahwa kemajuan mereka dalam membuat senjata menimbulkan risiko di tempat lain, karena anggotanya pindah ke negara lain, atau kembali ke negara mereka. Mereka bisa menyebarkan cara membuat senjata itu baik secara langsung maupun online.
“Mereka menyebarkan pengetahuan ini ke seluruh dunia,” kata Ernest Barajas Jr., seorang mantan teknisi peledak persenjataan peledak yang telah bekerja dengan organisasi pembersihan senjata di daerah yang diduduki ISIS. “Ini bisa ke Filipina, ini di Afrika. Senjata ini akan terus tumbuh,” tambahnya.