Bagaimana Bom Nuklir B61 Amerika Bekerja?
F-15 membawa bom nuklir B61

Bagaimana Bom Nuklir B61 Amerika Bekerja?

Angkatan Udara Amerika berencana akan memiliki 180 bom nuklir B61-12 ke lima negara Eropa mulai tahun 2020.

Bom ini merupakan modernisasi atau upgrade paling akhir dari bom nuklir B61 yang dibangun pada era Perang Dingin yang dimodifikasi ulang tersebut.  Apa dan bagaimana sebenarnya kemampuan bom ini?

Di bawah Life Extension Programme” (LEP) dengan anggaran US$10,4 miliar amunisi akan dikonversi dari bom bebas B61 menjadi bom pintar presisi-dipandu. Di bawah LEP bom  menerima state of the art guided tail kit assembly dan spin rocket motor baru yang melalui sistem bimbingan satelit dan laser, dapat meluncurkan  bom ke dalam 30 meter dari target.

Bom tersebut dilengkapi dengan hulu ledak termonuklir dengan daya ledak berkisar antara 0,3 sampai 400 kiloton. Pesawat yang bisa meluncurkannya mencakup pembom strategis B-1, B-2, B-52 dan pesawat tempur F-15, F-16, F / A-18.

Berikut gambaran tentang bagian dan bagaimana bom itu bekerja, terutama untuk menghancurkan bunker:

Bom itu bisa diangkut sebagai muatan eksternal (dengan kecepatan supersonik). Berat bom bervariasi dari 250 sampai 320 kilo. Panjangnya 3,9 meter dan berdiameter 0,34 meter.

Ada 12 modifikasi dari B61 yakni model 3, 4, 7, 10 dan 11 masih ada dalam pelayanan. Dimulai dengan B61-11, bom tersebut dilengkapi dengan perkakas kuat yang memungkinkannya menembus beberapa meter  permukaan tanah sebelum meledak guna memaksimalkan kerusakan pada sasarannya. Setelah ledakan, kedalaman kawah bisa mencapai beberapa lusin meter. Yang terbaru adalah model 12.

Sampai saat ini, lebih dari 3.000 bom B61 dari berbagai modifikasi telah diproduksi. Sekitar 300 bom B61 saat ini sedang beroperasi dengan Angkatan Udara Amerika.

Sebanyak 180 bom dikerahkan di sekutu NATO di Eropa (Belgia, Jerman, Italia, Belanda dan Turki) sebagai bagian dari Program Berbagi Senjata Nuklir Nato. Sekitar 350 bom berada dalam cadangan.