Ketika mendengar nama pesawat Panavia Tornado, yang sering terbayang adalah pesawat varian interdiction/strike (IDS) atau electronic countermeasures/reconnaissance (ECR). Tetapi varian pertahanan udara atau air defense variant (ADV) telah menjadi salah satu pesawat yang paling berbahaya dalam hal membunuh lawan di udara.
Pesawat tempur era Perang Dingin ini menjadi pencegat yang dioptimalkan terutama untuk secara efisien memburu dan menghancurkan pembom Soviet dalam rentang yang panjang. Kemampuan manuver mereka sangat kurang bila dibandingkan dengan jet tempur pada era yang sama.
Namun setelah beberapa perkembangan selanjutnya telah membuat Tornado harus disegani siapapun. Radar Foxhunter dan rudal Skyflash yang dia bawa terbukti menjadi kombinasi mematikan, terutama saat dipasangkan dengan aircrew yang terlatih dengan baik.
Phil Keeble adalah pilot yang menerbangkan Tornado ADV F3 pada hari-hari awal Perang Dingin. Dalam sebuah wawancara dengan saluran Youtube Aircrew Interview, dia menjelaskan bagaimana Royal Air Force menggunakan beberapa taktik yang sangat disesuaikan untuk menghadapi jet tempur terbaik Angkatan Laut Amerika saat latihan dan berkali-kali mampu mempercudangi mereka.
Secara khusus Keeble mengingat satu ketika dikirimkan ke pangkalan Angkatan Udara Inggris Akrotiri di Siprus untuk praktik pencegatan pada musim semi tahun 1990.
Tornado ADV dan BAE Hawk Inggris memberi situasi buruk pada F-14 Tomcat dan F / A-18 Hornet selama beberapa latihan tempur tempur. Dia menjelaskan secara rinci di video di bawah ini:
Tornado ADV tidak lagi terbang nsejak 2012. Namun dua varian lainnya dari Tornado terus terbang yakni varian IDS yang terbang bersama Inggris, Jerman, Italia dan Arab Saudi. Sedangkan varian ECR terbang bersama Jerman, dan Italia.