Rusia: F-22 Raptor Amerika Halangi Pesawat Kami untuk Serang ISIS
F-22 Raptor

Rusia: F-22 Raptor Amerika Halangi Pesawat Kami untuk Serang ISIS

Kementerian Pertahanan Rusia menyebut jet tempur F-22 Raptor milik Angkatan Udara Amerika telah secara aktif mengganggu dan mengadang pesawat Rusia saat hendak melakukan serangan di Suriah.

“Sebuah F-22 Amerika secara aktif mencegah pesawat serang Su-25 Rusia saat melakukan misi tempur untuk menghancurkan kubu ISIS di pinggiran kota Mayadin di wilayah udara di tepi barat Sungai Efrat pada 23 November. Pesawat F-22 menembakkan suar panas danmelakukan manuver layaknya pertempuran udara, ” kata Mayor Jenderal Igor Konashenkov, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia  Sabtu 9 Desember 2017.

Kementerian Pertahanan menuding sebagian besar pertemuan antara pesawat Amerika dan Rusia di Suriah dan di wilayah Sungai Efrat terhubung dengan usaha Washington untuk menghalangi kekalahan ISIS.

“Pernyataan perwakilan Angkatan Darat Amerika bahwa bagian dari wilayah udara Suriah milik Amerika membingungkan,” tambah Konashenkov sebagaimana dilaporkan Sputnik.

Dia mengingatkan Pentagon bahwa Suriah adalah negara berdaulat dan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, hingga Amerika Serikat tidak bisa mengklaim memiliki langit Suriah.

Pada saat yang sama, dia mencatat bahwa setelah munculnya pesawat tempur super manuver Rusia, pesawat tempur Amerika menghentikan manuver yang berbahaya dan bergegas memasuki wilayah udara Irak.

Pernyataan tersebut dibuat setelah laporan koran New York Times pada hari Jumat, mengutip komandan Amerika yang mengungkapkan keprihatinan mereka atas kemungkinan tabrakan antara pesawat tempur Rusia dan Amerika di langit Suriah, yang mungkin terjadi karena pelanggaran kesepakatan deeskalasi oleh pihak Rusia.

“Ini menjadi semakin sulit bagi pilot kami untuk mengetahui apakah pilot Rusia sengaja menguji atau mendorong kita untuk bereaksi, atau jika ini hanya kesalahan. Perhatian terbesar adalah bahwa kita dapat menembak jatuh pesawat Rusia karena tindakannya dianggap sebagai ancaman untuk kekuatan udara atau darat kita, ” kata Letnan Kolonel Damien Pickart dikutip New York Times.

Amerika Serikat dan Rusia menandatangani sebuah nota kesepahaman bilateral untuk memastikan keselamatan penerbangan selama misi tempur di Suriah pada bulan Oktober 2015.

Pada bulan November 2017, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pesawat koalisi pimpinan Amerika berusaha menghalangi operasi Angkatan Udara Rusia di Al Bukamal di Suriah. Namun, perselisihan tersebut kemudian diselesaikan dan pihak sepakat untuk terbang di sisi yang berlawanan dari hamparan Sungai Efrat sejauh 45 mil untuk menghindari tabrakan.