Angkatan Udara Norwegia mulai menerima jet tempur generasi kelima F-35. Tiga jet tempur pertama telah tiba pada November 2017 lalu sebagai bagian dari rencana menggantikan armada F-16.
Norwegia berencana pada akhirnya untuk memiliki 52 F-35 dengan anggaran sekitar US$7.3 miliar termasuk senjata dan dukungan. Lockheed telah sepakat untuk mengirimkan pesawat dengan kecepatan enam jet per tahun dari tahun 2018 dan semakin banyak pada tahun-tahun berikutnya.
Dua pesawat pertama dikirim pada tahun 2015 diikuti oleh dua lagi pada tahun 2016 dan tiga pesawat pada tahun 2017, namun pesawat ini berbasis di Luke Air Force Base, Arizona untuk pelatihan pilot.
Kedatangan pesawat milik Norwegia tersebut juga menjadi jet tempur F-35A pertama yang ditempatkan secara permanen paling dekat dengan Rusia. Ini akan menjadi tantangan baru, tidak hanya menjaga agar pesawat tersebut bisa terbang dekat ke perbatasan, tetapi juga menjadi tantangan untuk menguji kemampuan Rusia dalam mendeteksi pesawat siluman.
Pertanyaanya, bagaimana Norwegia akan menggunakan aset penting ini, terutama dalam menghadapi kekuatan Rusia?
Surat kabar Norwegia Klassekampen beberapa waktu silam berhasil mendapatkan analisis rahasia pemerintah tentang bagaimana menggunakan jet ini dalam berbagai skenario untuk menghadapi Rusia. Setidaknya ada tiga skenario penggunaan jet tempur siluman tersebut. Apa saja skenario tersebut? Mari kita lihat
Skenario Pertama
Skenario pertama adalah jika terjadi konflik skala penuh dengan Rusia. Dalam kondisi seperti ini Norwegia memerlukan armada penuh 52 pesawat untuk serangan di dalam Rusia. Artinya semua pesawat harus benar-benar dalam status siap tempur.
Dalam skenario pertama, kapal dan pesawat Rusia dibayangkan menerobos ke wilayah perairan Norwegia. Jawaban Norwegia adalah menggerakkan semua pesawat armada yang berjumlah 52 F-35, yang secara khusus dibangun untuk menghindari deteksi oleh radar dan dengan demikian juga menghindari rudal pertahanan udara Rusia.
Rencana ini juga melibatkan menyerang kapal perang dan pesawat Rusia di Laut Barents dan Laut Norwegia, serta target di Rusia. Skenario ini diberi nama “collection of power.”
Sebagai bagian besar dari arsenal nuklir Rusia ditempatkan di daerah-daerah di sekitar Murmansk, dekat perbatasan dengan Norwegia. Armada Utara Rusia yang berkantor pusat di Severomorsk di Kola Bay, memiliki banyak basis sekunder di Semenanjung Kola dan mengoperasikan puluhan kapal selam mulai dari diesel-listrik sampai kelas rudal balistik bertenaga nuklir.
Armada ditugasi untk mempertahankan wilayah barat laut Rusia dan memiliki akses ke Kutub Utara dan lautan Atlantik. Menurut Klassekampen pangkalan militer di dalam dan sekitar Murmansk maupun armada bertenaga nuklir Rusia masuk dalam daftar target potensial pesawat tempur Norwegia.
NEXT
Skenario Kedua
Skenario kedua, ketika Angkatan Udara harus menangani krisis sesaat di Norwegia dengan 12 jet F-35 yang dialokasikan untuk operasi NATO di luar negeri. Dalam skenario ini Norwegia memperkirakan akan meningkat kontribusinya terhadap upaya-upaya internasional NATO.
Dalam rencana jangka panjang Angkatan Bersenjata 2007, parlemen Norwegia memutuskan bahwa jet tempur harus mampu menegakkan kontribusi internasional seukuran skuadron dalam operasi NATO, sambil menjaga permintaan dalam negeri untuk kontrol udara tertutup.
Tujuan ini mampu menangani krisis sesaat di utara Norwegia dan bergabung dengan misi internasional di luar negeri masih berlaku. Tidak kurang dari 12 jet F-35 akan dialokasikan untuk operasi NATO di luar negeri.
Skenario Ketiga
Sedangkan skenario ketiga berkaitan dengan pengoperasian pesawat tempur di masa damai. Dalam kondisi ini tidak semua pesawat harus dalam status siap tempur dengan sebagian besar waktu justru digunakan untuk pelatihan dan penerbangan dalam rangka pengawasan udara.
Kementerian Pertahanan Norwegia mengatakan sampaisaat ini estimasi pemerintah tetap tidak berubah sejak tahun 2008 sehingga jumlah pesawat yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan keamanan tidak berkurang.