Sistem sensor F-35 yang sangat canggih memiliki penggunaan lain di medan perang yakni melacak dan mencegat rudal balistik antarbenua atau ICBM. Percobaan untuk misi ini bahkan telah dilakukan antara Northrop Grumman dan Badan Pelaksana Rudal pada tahun 2014 yang membuktikan gagasan tersebut.
Northrop Grumman mengundang sejumlah wartawan ke Maryland untuk mengungkap hasil percobaan yang dilakukan tiga tahun yang lalu dengan distributed aperture system (DAS). Sistem ini dijalankan melalui algoritma tertentu untuk membangun pandangan simulasi 3-D dari lintasan rudal, dan memindahkan gambar bergerak 3-D melalui pertukaran data taktis yang disebut “Link 16, ”
Sebagaimana ditulis Defense One Kamis 7 Desember 2017, DAS sebenarnya dimaksudkan untuk memberi pilot pandangan yang tidak terdistorsi tentang segala sesuatu yang terjadi di atas, di bawah dan di sekitar pesawat terbang. Meski mencegat rudal balistik merupakan hal yang sangat sulit bagi pertahanan rudal balistik Amerika, menggagalkan rudal selama fase “dorongan” awal memberikan kesempatan terbesar untuk menetralisir ancaman tersebut.
Begitu data tiba di Link 16, Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dapat disiagakan. THAAD adalah sistem pertahanan rudal Angkatan Darat Amerika yang dirancang untuk menetralisir rudal balistik jarak pendek dan menengah.
“Informasi itu bisa langsung menuju sistem rudal Patriot, THAAD, atau di tempat lain yang memiliki komunikasi dengan platform itu,” kata John Montgomery, manajer bisnis Northrop yang juga bekerja di divisi penargetan Northrop.
“Anda bisa memberikan informasi itu kepada seorang penembak. Penembak itu sekarang memiliki informasi. Dengan demikian radar tidak perlu mencari, ia langsung menembak ‘Saya tahu di mana [rudalnya] berada; Di sana, ” menurut Montgomery.
“Saya dapat memberitahu Anda sekarang bahwa sistem ini, seperti yang digambarkan di sini, benar-benar membantu untuk melawan rudal balistik,” Montgomery menambahkan.
Ketika anggota Kongres Duncan Hunter mengatakan pada sebuah konferensi di Washington bulan lalu bahwa F-35 dapat menembak jatuh rudal Korea Utara dan mencegah serangan nuklir, Jeffrey Lewis dari Institut Studi Internasional Middlebury mengatakan bahwa hal itu tidak akan pernah berhasil.
Penjelasan Hunter tentang bagaimana F-35 akan mencegah serangan hanya dengan menembakan rudal AIM-120 Advanced Medium Range Air-to-Air Missiles (AMRAAMs) adalah “seperti tindakan Tuhan”. Namun laporan baru tersebut pernyataan Hunter bisa menjadi benar bahwa F-35 dapat memainkan peran penting dalam operasi pertahanan rudal.