Setelah tiga tahun terlibat dalam perang berdarah, Amerika Serikat, China, Korea Utara, dan Korea Selatan pada 27 Juli 1953 menyetujui gencatan senjata. Pertempuran memang berhenti, tapi sampai saat ini status wilayah tersebut tetap dalam kondisi perang karena gencatan senjata tidak pernah diakhiri dengan perjanjian damai.
Seperti dilansir dari History, Perang Korea dimulai pada 25 Juni 1950, ketika negara komunis Korea Utara menyerang Korea Selatan. Setelah itu, Amerika mendapat resolusi dari PBB yang menyerukan pembelaan militer untuk Korea Selatan terhadap agresi Korea Utara.
Dalam hitungan hari, angkatan darat, udara, dan laut AS telah bergabung dalam pertempuran. Dengan segera pasukan Amerika dan Korea Selatan mendorong Korea Utara menuju ke wilayah perbatasannya dengan China.
Pada November dan Desember 1951, ratusan ribu tentara China mulai melakukan serangan terhadap pasukan Amerika dan Korea Selatan. Dalam pemilihan Presiden AS pada 1952, kandidat Partai Republik Dwight D. Eisenhower sangat mengkritik penanganan perang oleh Presiden Harry S. Truman. Setelah terpilih, Eisenhower menaati janjinya untuk pergi ke Korea.
Perjalanannya meyakinkan semua pihak, ada sesuatu yang diperlukan untuk memecahkan kebuntuan diplomatik pada perundingan damai yang dimulai pada Juli 1951. Eisenhower mulai secara terbuka memberikan ancaman, Amerika mungkin akan memanfaatkan persenjataan nuklirnya.
Dia mengizinkan pemerintahan China Nasionalis di Taiwan untuk mulai melakukan serangan udara di daratan China. Eisenhower juga memberi tekanan pada sekutunya Korea Selatan untuk mengeluarkan beberapa tuntutan untuk mempercepat proses perdamaian.
Pada Juli 1953 semua pihak yang terlibat dalam konflik tersebut siap menandatangani sebuah kesepakatan untuk mengakhiri pertumpahan darah. Gencatan senjata, yang ditandatangani pada 27 Juli, membentuk sebuah komite perwakilan dari negara-negara netral untuk menentukan nasib ribuan tawanan perang di kedua belah pihak.
Akhirnya diputuskan para tahanan dapat memilih nasib mereka sendiri, untuk tetap tinggal di tempat saat ini atau kembali ke tanah air mereka.
Sebuah perbatasan baru antara Korea Utara dan Korea Selatan mulai dibangun, yang memberi Korea Selatan beberapa wilayah tambahan dan melakukan demiliterisasi zona antara kedua negara.
Perang tersebut telah merugikan jutaan warga Korea dan China, serta lebih dari 50.000 warga Amerika. Perang ini sangat membuat Amerika frustasi, karena mereka biasa memaksa memaksa musuh mereka untuk menyerah tanpa syarat.
Banyak juga yang tidak mengerti mengapa Amerika tidak memperluas perang ke China atau menggunakan persenjataan nuklirnya. Pejabat pemerintah sangat menyadari, tindakan semacam itu kemungkinan akan mendorong terjadinya Perang Dunia III.
Kini setelah 64 tahun gencata senjata, semenanjung Korea semakin memanas. Korea Utara yang kemudian diisolasi dengan keras dan menjadi negara tertutup mampu mengembangkan senjata berbahaya terutama rudal dan nuklir.
Pyongyang berhasil melakukan tes rudal antarbenua yang disebut bisa mencapai wilayah Amerika. Hal ini menjadikan Amerika sewot. Tetapi Washington sepertinya masih berpikir keras untuk menyerang Korea Utara. Atau Amerika kembali fustrasi?
Baca juga: