Militer Amerika membantah kabar bahwa sebuah jet tempur F-22 Raptor mereka yang dikirim ke Korea Selatan bermasalah. Mereka menegaskan tidak ada F-22 Raptor yang terpaksa ditarik dari landasan pacu pada Senin 4 Desember 2017.
“Itu hanya tindakan pencegahan,” kata Letnan Kolonel Jennifer Lovett, Juru Bicara Angkatan Udara Amerika, mengatakan kepada Stars and Stripes melalui email.
Dia mengakui memang ada pesawat yang menjalani perawatan tetapi hal itu sebagai hal yang biasa dan tidak ada yang salah dengan pesawat tersebut.
Raptor berpartisipasi dalam Vigilant Ace, sebuah latihan militer gabungan antara angkatan udara Amerika dan Korea Selatan yang diikuti lebih dari 230 pesawat. Setelah menyelesaikan penerbangan sekitar 170 mil dari Seoul, jet tersebut dilaporkan tidak berfungsi dan harus ditarik dari landasan pacu ke sebuah hanggar.
Angkatan Udara Amerika membawa tiga pesawat F-22 Raptors lainnya untuk pemeriksaan setelah masalah muncul.
Sebanyak enam Raptor berpartisipasi dalam latihan tersebut bersama dengan sekitar 18 jet tempur F-35. Media pemerintah Korea Utara mengatakan bahwa latihan tersebut mendorong ketegangan di Semenanjung Korea yang mengarah ke perang nuklir.
“Presiden AS Donald Trump mengemis untuk perang nuklir dengan melakukan pertaruhan nuklir yang sangat berbahaya di Semenanjung Korea,” kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam sebuah pertanyaan tertulis Sabtu.