Seberapa Dermawan Rusia?
Dalam pertaruhannya yang dahsyat untuk menetralisir kekuatan militer AS, Beijing mengincar senjata strategis Rusia. Seberapa banyak dukungan yang dapat diberikan Moskow?
Sebelumnya, senjata strategis Rusia tak ditawarkan pada Beijing. Namun kini, karena Barat terus mengirim sanksi bagi Rusia, Moskow dapat mengubah haluan dan memasok China dengan mainan besar seperti pesawat pembom Backfire dan kapal selam Akula (yang sebelumnya hanya dipasok untuk India).
“Hubungan Rusia dan NATO makin memburuk mungkin belum mencapai level Perang Dingin baru, namun jelas menggugah Rusia untuk mencoba ‘menyakiti’ AS,” tulis Robert Farley dalam National Interest.
Rusia telah membuka peluang penjualan sistem pertahanan udara S-400 yang akan menjadi batu loncatan besar bagi sistem A2/AD China. S-400 membuat China mampu melacak target di ruang udara Taiwan.
Namun, China tertinggal jauh dari Rusia dalam teknologi kapal selam penyerang. “Kapal selam pasukan China harus menjalankan misi yang kurang lebih sama dengan misi yang diemban oleh kapal Soviet pada masa Perang Dingin, namun kapal selam China sangat bising dibanding milik Rusia, dan China masih harus menyempurnakan kapal selam pemburu-pembunuh mereka yang mungkin akan berhadapan langsung dengan kapal selam tercanggih Amerika,” tulis Farley.
“Tentu, Rusia melindungi teknologi kapal selamnya di masa lalu, dan teknik produksi kapal selam merupakan proses industri yang tersulit untuk dikuasai, atau ditransfer. Namun, peminjaman Akula untuk India beberapa tahun terakhir menunjukan Rusia terbuka untuk hal semacam itu.”
Akhir Permainan
Menangkis pengaruh Amerika di Pasifik dan menegaskan status baru China sebagai negara adidaya dunia merupakan dua tujuan kunci strategi Angkatan Laut China di abad XXI.
Strategi Militer China 2015, yang diluncurkan pada Mei 2015, memberi penekanan pada operasi maritim. “Penting bagi China untuk mengembangkan struktur angkatan militer maritim modern bagi pertahanan nasional dan kepentingan mereka, menjaga kedaulatan nasional serta hak dan kepentingan maritim, kerja sama maritim internasional, serta menyediakan dukungan strategis untuk membangun kekuatan militernya sendiri.”
Seperti Jepang sebelumnya, China ingin agar kekuatan Barat tak menjamah Asia. Tak seperti serangan kilat Jepang yang gagal total, China memiliki strategi ‘mengiris salami’ untuk mencapai tujuan mereka. Sementara, dengan kegigihan AS, bersiaplah situasi akan memanas sebelum berubah menjadi lebih baik