Pentagon bersiap untuk menghabiskan dana jutaan dolar guna memperbaiki pangkalan udara era Perang Dingin di Islandia. Pengaktivan kembali pangkalan ini karena Washington merasa perlu untuk mengawasi kapal selam Rusia yang memasuki Atlantik Utara.
Dalam anggaran pertahanan 2018 terselip anggaran sebesar US$ 14,4 juta atau sekitar Rp195 miliar untuk membarui hanggar di Stasiun Udara Angkatan Laut Keflavik guna mengakomodasi lebih banyak pesawat pengintai P-8 Poseidon, sebuah aset pengawasan kunci untuk menemukan dan melacak kapal selam.
Langkah tersebut dilakukan saat kapal selam nuklir dan kapal selam baru Rusia kini lebih sering melakukan perjalanan melalui wilayah yang dikenal sebagai “celah GIUK” (Greenland, Islandia, dan United Kingdom). Ini adalah rute bagi Armada Utara Rusia untuk memasuki Lautan Atlantik.
Juru bicara Pentagon Johnny Michael kepada Foreign Policy Senin 4 Desember 2017 mengatakan Amerika Serikat dan Islandia telah sepakat untuk meningkatkan rotasi pesawat pengintai Amerika ke Islandia tahun depan.
Di dalam aliansi ada kekhawatiran mengenai kemampuan NATO untuk menemukan dan melacak kapal selam Rusia saat mereka bergerak diam ke laut terbuka. Hal ini kapal selam baru Rusia jauh lebih canggih dan siluman dibanding pendahulunya yang dibangun era Soviet.
Pejabat NATO telah mengakui bahwa dua dekade terakhir operasi anti-pembajakan di dekat Afrika dan dukungan untuk operasi darat di Timur Tengah telah mengalihkan perhatian dari misi anti-kapal selam yang merupakan inti dari misi Perang Dingin di Atlantik.
Setelah membiarkan angkatan lautnya jatuh ke dalam kondisi memprihatinkan pada 1990-an, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan perombakan besar militer pada tahun 2000an dengan menggenjot kemampuan militernya. Salah satunya dengan merancang dan membangun kapal bertenaga diesel dan nuklir baru yang lebih tenang, lebih mematikan, dan memiliki jangkauan lebih jauh.
“Armada bawah laut Rusia berada dalam kondisi terbaik sejak terjatuhnya Uni Soviet,” kata Michael Kofman, seorang ahli militer Rusia di Center for Naval Analyzes. “Banyak usaha telah dihabiskan untuk pelatihan dan kesiapan.”
Rusia diperkirakan memiliki sekitar 50 kapal selam yang sebenarnya secara jumlah jauh di bawah era Soviet yang memiliki 400 armada, namun mereka memiliki kemampuan teknis yang jauh lebih baik yang membuat mereka setara kapal selam Amerika. “Kali ini mereka mengejar kualitas daripada kuantitas,” tambah Magnus Nordenman dari Dewan Atlantik.
Dalam sebuah penilaian mengenai kekuatan militer Rusia yang dikeluarkan awal tahun ini, Badan Intelijen Pertahanan Pentagon menyimpulkan bahwa kapal selam rudal balistik baru Moskow mampu mengantarkan hulu ledak nuklir dari jarak ribuan kilometer. Kemampuan strategis ini menempatkan Angkatan Laut Rusia berada pada jajaran atas kekuatan laut di dunia.
Pada akhir November 2017 lalu, Komandan Angkatan Laut Inggris, Adm Sir Philip Jones, mengatakan bahwa barat telah menikmati superioritas angkatan laut dalam beberapa dekade terakhir. Tetapi hal itu menghilang karena kebangkitan kekuatan Rusia.
Baca juga: