Predator tercepat di Bumi, Elang Peregrine menyerang mangsa mereka dengan kecepatan mencapai 200 mil per jam. Binatang ini menukik ke bawah dari langit dan menyambar binatang lain yang juga berlari cepat dengan cakar mereka.
Para ilmuwan telah lama dibingungkan bagaimana elang bisa menghitung sudut serangan mereka dengan sangat tepat. Padahal mangsa bergerak, dan elang nyaris tidak membuat perubahan sudut di tengah perjalanan.
Kini pertanyaan tersebut terjawab. Menurut sebuah penelitian yang baru diterbitkan di jurnal Prosiding National Academy of Sciences, burung pemangsa tersebut ternyata pada dasarnya beroperasi seperti peluru kendali.
Untuk mengetahui hal ini, para peneliti di Universitas Oxford yang melalukan studi tersebut memasang unit GPS dan kamera ke delapan elang Peregrine, dan ke berbagai boneka yang dirancang untuk meniru hewan mangsa.
“Falcon adalah pemangsa udara klasik, identik dengan kelincahan dan kecepatan,” kata ahli zoologi Graham Taylor, peneliti utama di balik penelitian tersebut dalam sebuah siaran pers.
“Trek GPS dan video on-board kami menunjukkan bagaimana elang Peregrine mencegat target yang tidak dapat ditangkap.”
Penulis penelitian menggunakan data dari 23 serangan terhadap target stasioner dan 22 serangan terhadap target yang bergerak untuk menilai bagaimana elang mengarahkan sudut serangan mereka saat menukik.
Alih-alih menghitung arah makanan mungkin terbang dan menetapkan kursus mencegat, Peregrines memilih target dan menyelam ke arahnya dengan cara mempertahankan sudut pandang yang konsisten dengan membuat penyesuaian dalam perjalanan sesuai kebutuhan.
Ini adalah cara yang efisien untuk makhluk cepat dan tangkas, karena tidak memerlukan informasi mengenai target yang dituju atau seberapa cepat pergerakannya. Strategi ini mengandalkan cara dengan mempertahankan sudut yang sama saat menutup jarak, dan melakukan penyesuaian kecil seperlunya dalam perjalanan.
Navigasi semacam ini dikenal sebagai “navigasi proporsional,” dan merupakan jenis penargetan yang digunakan peluru kendali untuk melacak target yang bergerak.
Ini cukup efektif, seperti yang bisa Anda lihat dalam video dari para peneliti Oxford di bawah ini.
Karena teknik ini hanya mengandalkan sudut pandang visual pada target (dan kecepatan serta ketangkasan), para peneliti menulis bahwa strategi navigasi yang sama dapat bekerja untuk pesawat anti-drone. Mereka bisa menggunakan teknik ini untuk menjatuhkan drone yang ada di wilayah udara terlarang.
“Langkah selanjutnya adalah menerapkan penelitian ini untuk merancang jenis baru drone yang dipandu secara visual, yang mampu mengeluarkan pesawat tak berawak dengan aman dari sekitar bandar udara, penjara dan zona larangan terbang lainnya,” kata Taylor sebagaimana dikutip Business Insider Senin 4 Desember 2017.