Departemen Luar Negeri Amerika telah memberikan izin penjualan bom dipandu laser ke Singapura. Defense Security Cooperation Agency menyatakan Kementerian Luar Neger telah menyampaikan pemberitahuan ke Kongres di mana mereka menyetujui penjualan 40 GBU-10 2.000 pound dan 84 GBU-12 Paveway II 500-pound.
Penjualan juga terdiri dari Mark 84 (atau BLU-117 / B) 2000 pound dan Mark 82 (atau BLU-111 / B) dengan berat 500 pound. Paket ini juga mencakup unit telemetri untuk rudal udara-ke-udara AIM-120 Advanced Medium Range, drone target, dan berbagai peralatan lainnya, suku cadang dan dukungan terkait. Perkiraan biaya adalah US$ 415 juta atau hampir Rp6 triliun.
Singapura adalah mitra keamanan utama Amerika Serikat, dan menjadi negara dengan kekuatan militer paling canggih di kawasan Asia Tenggara. Negara kecil ini mengoperasikan 40 pesawat F-15SG bersamaan dengan 60 jet tempur Lockheed Martin F-16C / D Fighting Falcon. Singapura juga menyatakan ketertarikannya untuk mengakuisisi F-35 Lightning II.
Karena kekurangan lahan dan area pelatihan, Singapura memiliki beberapa detasemen pelatihan yang berbasis di luar negeri, termasuk di Amerika Serikat. Salah satunya detasemen latihan Peace Carvin V yakni skuadron yang terdiri dari angkatan udara Amerika dan Singaporen. Skuadron ini berkantor di Mountain Home Air Force Base di Idaho dan mengoperasikan 12 pesawat F-15SG milik Singapura untuk pelatihan.
Singapura juga memiliki detasemen pelatihan F-16 dan Boeing AH-64 Apache di Arizona, serta sebuah detasemen pelatihan Boeing CH-47 Chinook di Texas.