Pada 27 Agustus 1939, sebuah pesawat bersayap tipis terbuat dari campuran baja landas di Jerman dan melejit ke dalam sejarah. Tidak lagi menggunakan baling-baling di hidung seperti pesawat sebelumnya, pesawat yang bernaama Heinkel 178 memiliki asupan turbojet yang terbuka yang menempatkanya sebagai pesawat jet operasional pertama.
Namun He 178 hanya bisa mencapai kecepatan 380 mil per jam atau hanya 10 persen lebih cepat dari pesawat Messerschmitt 109E yang telah bertugas. Hampir 80 tahun setelah Heinkel terbang, pesawat tempur generasi keempat dan kelima mampu terbang lebih dari 1.500 mil per jam, dapat meluncurkan rudal ke jet tepur musuh dari puluhan mil jauhnya serta membawa muatan bom yang jauh melebihi kapasitas pembom strategis empat mesin pada Perang Dunia II.

Generasi Pertama: Mencari Desain Jet
Turbojet menghasilkan daya dorong dengan mengompres udara, mencampurnya dengan bahan bakar dan meledakkan melalui turbin. Namun, prototipe jet awal seperti He 178, P-59 dan E.28 / 39 tidak jauh lebih cepat daripada pesawat tempur piston kontemporer.
Baru pada tahun 1944 ketika Jerman mengerahkan mesin twin-turbojet Messerschmitt Me-262 ke dalam pertempuran, lompatan terjadi. Dengan kecepatan maksimum 540 mil per jam, pesawat terbang dapat dengan mudah mengalahkan pesawat tempur Sekutu.

Namun Nazi Jerman tidak memiliki kapasitas industri dan pasokan bahan bakar untuk membawa pesawat ini ke medan perang. Satu-satunya negara yang juga menerbangkan jet di Perang Dunia II adalah Inggris yakni dengan membangun Gloster Meteor.
Jet subsonik awal seperti P-80 dan F-84 dibatasi oleh penggunaan sayap yang tegak lurus dengan badan pesawat. Sebelum kemudian ditemukan model sayap menyapu ke belakang. Pada Perang Korea tahun 1950, Amerika dan Soviet menerbangkan pesawat tangkas F-86 Sabre dan MiG-15 dengan sayap menyapu yang bisa terbang pada kecepatan 680 mil per jam.

Namun, pertempuran udara di Korea masih dilakukan dengan cara serupa dengan Perang Dunia II yakni dengan pilot terlibat dalam dogfights berputar-putar menggunakan senapan mesin dan meriam. Tetapi hal ini akan segera berubah.