Generasi Keempat: Multirole, Manuver dan Fly-By-Wire
Pertarungan udara di Timur Tengah dan Vietnam memperjelas bahwa pesawat jet harus bermanuver dan cepat. Desainer pada tahun 60 dan 70an mulai berusaha menyeimbangkan kedua hal tersebut dengan menerapkan kontrol fly-by-wire elektronik yang dapat memediasi perintah pilot dan secara otomatis mengkompensasi gaya pesawat yang lebih gesit namun secara aerodinamis tidak stabil. Mesin turbojet digantikan oleh turbofan yang lebih efisien namun kecepatannya sangat tinggi.
Terobosan dalam avionik juga merevolusi peperangan udara. Radar Doppler yang kuat memberi jet tempur kemampuan untuk melihat ke bawah dan menembak jatuh jet lawan yang terbang lebih rendah. Sementara suite perang elektronik melindungi mereka dari rudal musuh. Tampilan kokpit dan kontrol hands-on-throttle-and-stick memungkinkan pilot pesawat tempur untuk fokus terbang tanpa harus melirik panel instrumen mereka.
Peluncuran rudal udara ke udara yang disempurnakan seperti AIM-7F dan AIM-120 akhirnya memberi kemampuan tempur jet tempur yang dapat diandalkan melampaui jangkauan visual.
Semua kemampuan ini hampir tidak dapat diatasi dari generasi sebelumnya. Dalam pertarungan udara tahun 1982 di Lembah Bekaa Lebanon, F-15 dan F-16 Israel menembak jatuh ratusan pesawat generasi kedua dan ketiga MiG dan Sukhoi tanpa ada satupun yang ditembak jatuh.
Pada saat yang sama, amunisi presisi dipandu seperti rudal Maverick atau bom dipandu laser secara dramatis meningkatkan efektivitasnya terhadap target darat, terutama target seperti kendaraan lapis baja.

Amunisi dipandu juga berarti bahwa jet serangan tidak lagi perlu menyelam untuk melepaskan senjata ke target hingga memungkinkan pesawat menghancurkan musuh dari tempat yang tinggi di luar jangkauan senjata dan rudal antipesawat lawan.
Ketika lebih dari 474 jet F-4 Phantom yang canggih ditembak jatuh oleh sebagian besar tembakan darat berteknologi rendah di atas Vietnam, tidak satu pun pesawat F-15 atau F-16 Amerika Serikat telah hilang akibat tembakan musuh selama kampanye udara di abad ke-20.
Awalnya, perancang memproduksi pesawat superioritas udara hampir semuanya bermesin ganda seperti F-14 Tomcat, F-15 Eagle, MiG-31 dan Su-27. Namun, segera menjadi jelas bahwa hal ini tidak sejalan dengan tingginya permintaan akan kemampuan serangan darat, dan pada tahun 1980an varian baru dibangun menjadi pesawat multirole. Pesawat tempur taktis 2 Mach yang lebih murah, lebih kecil namun sangat bermanuver lahir seperti MiG-29, dan Mirage 2000 F-16 Fighting Falcon.