Direktur Central Intelligence Agency (CIA) Mike Pompeo mengatakan dia telah mengirim sebuah surat bernada ancaman Mayjen Iran Qassem Soleimani, salah satu komandan Garda Revolusi Iran paling disegani serta keapda para pemimpin Iran lainnya. Dalam surat tersebut Pompeo mengungkapkan kekhawatiran mengenai perilaku Iran yang semakin mengancam di Irak.
Berbicara di sebuah panel di Forum Pertahanan Nasional Reagan di Southern California, Pompeo mengatakan bahwa dia mengirim surat tersebut setelah komandan militer senior Iran tersebut mengindikasikan bahwa pasukan yang berada di bawah kendalinya dapat menyerang pasukan Amerika di Irak. Dia tidak menyebutkan tanggal kapan surat itu dikirimkan.
“Apa yang kami komunikasikan kepadanya dalam surat itu adalah bahwa kami akan menangkap dia dan Iran bertanggung jawab atas setiap serangan terhadap kepentingan Amerika di Irak oleh pasukan yang berada di bawah kendali mereka,” kata Pompeo dalam acara yang digelar Sabtu 2 Desember 2017 tersebut. “Kami ingin memastikan dia dan pimpinan di Iran mengerti dengan sangat jelas.”
Soleimani, yang merupakan komandan pasukan Quds Garda Revolusi Iran yang bertanggungjawab pada operasi luar negeri. Pompeo yang mengambil alih CIA pada bulan Januari 2017 tersebut menolak membuka lebih lanjut isi dari surat itu.
Media Iran sebelumnya mengutip Mohammad Mohammadi Golpayegani, seorang ajudan senior Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan bahwa sebuah kontak CIA yang tidak disebutkan namanya telah mencoba untuk memberikan sepucuk surat kepada Soleimani saat dia berada di kota Albu-Kamal di bulan November saat pertempuran melawan ISIS.
“Saya tidak akan mengambil surat Anda atau membacanya dan saya tidak punya apa-apa untuk dikatakan kepada orang-orang ini,” kata Golpayegani mengutip Soleimani sebagaimana dikutip Kantor Berita semi resmi Iran, Fars.
Reuters melaporkan pada bulan Oktober bahwa Soleimani telah berulang kali memperingatkan para pemimpin Kurdi di Irak utara untuk mundur dari kota minyak Kirkuk atau menghadapi serangan oleh pasukan Irak dan bersekutu dengan pejuang yang didukung Iran.
Kehadiran Soleimani di garis depan pertempuran menyoroti gejolak Teheran atas kebijakan di Irak, dan muncul saat Iran berusaha memenangkan perang proxy di Timur Tengah dengan saingan regional dan sekutu Amerika, Sunni Arab Saudi.
Sebuah koalisi yang dipimpin Amerika telah memerangi ISIS di Irak dan Suriah dan seringkali berada di dekat milisi sekutu Iran yang juga bertempur di sana.
“Anda hanya perlu melihat dalam beberapa minggu terakhir dan upaya orang-orang Iran untuk memberi pengaruh di Irak Utara selain tempat-tempat lain di Irak untuk melihat bahwa upaya Iran menjadi kekuatan hegemoni di seluruh Timur Tengah terus meningkat,” Kata Pompeo sebagaimana dikutip Reuters.
Kepala CIA mengatakan Arab Saudi telah semakin bersedia untuk berbagi intelijen dengan negara-negara Timur Tengah lainnya mengenai Iran dan kelompok garis keras lain.
Pemerintah Israel mengatakan bulan lalu bahwa Israel memiliki kontak rahasia dengan Arab Saudi di tengah kekhawatiran mengenai Iran yang menjadi pernyataan pertama oleh seorang pejabat senior dari kedua negara yang memiliki hubungan rahasia yang telah lama dikabarkan itu.
Baca juga:
https://www.jejaktapak.com/2017/05/16/7-alasan-kenapa-amerika-sangat-benci-dengan-komandan-iran-ini/