Negara kecil tapi kaya raya, Qatar terus jor-joran dalma belanja senjata. Setelah jet tempur Rafale, F-15 dan Typhoon, kini negara tersebut akan segera menginstal sistem pertahanan udara paling teruji di dunia Patriot
Pentagon telah memberi izin kepada kontraktor pertahanan Raytheon untuk menjual sistem pertahanan udara tersebut ke angkatan bersenjata Qatar. Raytheon akan mendapatkan lebih dari US$ 150 juta atau sekitar Rp2 triliun untuk menginstal dan memelihara sistem pertahanan Patriot ke negara yang masih dikucilkan oleh tetangga arab-nya tersebut.
“Raytheon Co., Andover, Massachusetts, mendapat kontrak penjualan militer senilai US$ 150,232,141 untuk keahlian dan bantuan teknis dalam pelatihan, perencanaan, penempatan lapangan, penyebaran, operasi, manajemen pemeliharaan, manajemen konfigurasi, dukungan logistik, instalasi dan pemeliharaan sistem pertahanan udara Patriot dan peralatan terkait di Qatar, ” kata Departemen Pertahanan Amerika dalam siaran pers Jumat 1 Desember 2017.
Qatar adalah rumah bagi Pangkalan Udara Al Udeid Air Base dan merupakan lokasi markas besar Komando Pusat Amerika dan Komando Pusat Udara Amerika.
Dalam pengumuman itu disebutkan pekerjaan akan dilakukan di Doha, dan dijadwalkan selesai pada 30 November 2022.
Iklim politik saat ini di Qatar agak rumit, seperti pada bulan Juni Kerajaan Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan negara tersebut dan memberlakukan blokade dengan alasan Doha dituduh memberi dukungan terhadap kelompok garis keras.
Qatar dalam beberapa tahun terakhir memang jor-joran dalam membeli persenjataan terutama jet tempur. Negar ini telah dipastikan untuk mendapatkan 75 jet temur F-15 paling canggih. Mereka juga sedang menunggu pengiriman 24 jet tempur Rafale serta dalam waktu dekat akan menandatangani kontrak pembelian 12 jet temput Eurofighter Typhoon.
Baca juga: