Rusia telah membuktikan kapal kecil mereka yakni Kelas Buyan dan Kelas Karakurt memiliki kemampuan yang bisa diandalkan. Dengan harga yang bisa dibilang sangat murah, kapal-kapal dengan bobot di bawah 8.000 ton tersebut mampu mengirimkan serangan yang mematikan.
Angkatan Laut Amerika Serikat sepertinya juga kesengsem dengan konsep tersebut. Kini mereka juga menginginkan kapal kecil dengan kekuatan besar.
US Navy telah memiliki littoral combat ship (LSC) yang mampu bergerak cepat, namun kapal ini dikritik karena kurang memiliki senjata dan armor yang cukup untuk bertahan dalam pertempuran maritim. Angkatan Laut Amerika mencoba menutup masalah tersebut dengan frigat kelas baru yang kecil tapi kuat dan akan mengemas pukulan yang lebih besar.
Angkatan Laut Amerika pada November 2017 ini telah meminta proposal kepada para pembuat kapal terkait konsep untuk kapal perang multi misi yang akan lebih besar dan lebih lambat daripada kapal tempur LCS tetapi membawa lebih banyak senjata. Kapal baru ini bisa menembak jatuh pesawat terbang, menyerang kapal lain dan melawan kapal selam.
“Angkatan Laut telah memutuskan bahwa kecepatan tidak begitu penting daripada memiliki kapal perang dengan senjata yang cukup untuk mempertahankan diri,” kata Loren Thompson, seorang analis pertahanan Lexington Institute sebagaimana dilaporkan LA Times, Senin 27 November 2017.
Angkatan Laut Amerika, ingin membangun 20 kapal fregat dan meminta pembuat kapal untuk menggunakan desain yang ada guna mempercepat proses pembangunan. Jadwal yang dibuat sangat agresif dengan proposal konseptual diterima bulan depan. Dua kapal pertama akan dibeli pada 2020 dan 2021.
Galangan kapal Angkatan Laut seperti Maine Bath Iron Works dan Ingalls Shipbuilding Mississippi adalah satu dari setengah lusin kontraktor pertahanan yang diharapkan mengajukan penawaran atas pekerjaan tersebut. Galangan kapal yang lebih kecil seperti Fincantieri Marinette Marine di Wisconsin dan Austal USA di Alabama juga diharapkan untuk bersaing.
Proposal tersebut menandai arah baru untuk Angkatan Laut pada saat pemerintah Trump telah berjanji akan meningkatkan ukuran armada Angkatan Laut hingga 355 kapal.
Langkah ini juga diambil dari pelajaran yang dipetik dari kapal tempur littoral, yang seharusnya menjadi cara yang terjangkau untuk melawan ancaman pasca-Perang Dingin termasuk perompak.
Angkatan Laut membayangkan kapal cepat yang bisa ditransformasikan dengan modul misi untuk melayani peran yang berbeda. Tapi modul misi telah tertunda dan biaya kapal membengkak. Kemudian Kantor Akuntabilitas Pemerintah mempertanyakan kelangsungan hidup kapal dalam pertempuran.
Ada dua versi kapal tempur littoral, keduanya mampu mencapai 50 mph dan memanfaatkan waterjets steerable untuk beroperasi di perairan dangkal. Keduanya adalah Kelas Freedom dan Kelas Independence.
Congressional Research Service mengatakan Angkatan Laut ingin menghabiskan tidak lebih dari US$ 950 juta per frigat, sementara Letnan Clarke, juru bicara Angkatan Laut Amerika mengatakan target harga adalah US$ 800 juta per kapal setelah kapal pertama.
Dirk Lesko, presiden galangan Bath Iron Works, anak perusahaan General Dynamics, mengatakan pihaknya sedang memeriksa desain kapal baik yang ada di Amerika dan negara lain untuk memenuhi persyaratan Angkatan Laut dan bermitra dengan perusahaan Spanyol, Navantia, untuk memanfaatkan desain yang ada dari kapal angkatan laut Spanyol.
Bath Iron Works membantu merancang Frigat Kelas Oliver Hazard Perry Angkatan Laut Amerika yang terakhir telah pensiun dari tugasnya pada tahun 2015.
“Kami tahu bagaimana membangunnya. Kami siap untuk membangun lebih banyak lagi, “kata Mike Keenan, presiden Serikat Pekerja Machinists Local S6, serikat pekerja terbesar di galangan kapal tersebut.
Baca juga: