Sudan telah mencapai kesepakatan dengan Kementerian Pertahanan Rusia untuk mendapatkan bantuan guna meningkatkan kekuatan angkatan bersenjata mereka. Hal itu diungkapkan Presiden Sudan Omar al-Bashir dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin Kamis 23 November 2017.
“Kami telah mengadakan pertemuan yang sangat baik dengan menteri pertahanan Rusia. Kami meluncurkan program yang luas untuk memperlengkapi kembali angkatan bersenjata kami. Rusia akan memberikan bantuan untuk meningkatkan kehadiran dari atase militer, ” kata al-Bashir sebagaimana dilaporkan TASS.
Sebelumnya sempat muncul laporan Sudan juga telah menerima jet tempur canggih Su-35 yang dibeli dari Rusia. Laporan tersebut muncul sebelum al-Bashir berangkat ke Moskow.
Ada sejumlah pertanyaan kenapa Sudan memerlukan untuk meningkatkan kemampuan militernya. Negara tersebut memiliki alasan untuk melakukannya. Salah satunya menurut al-Bashir adalah situasi Laut Merah yang mengkhawatirkan.
Menurut Presiden Sudan tersebut, Amerika Serikat telah semakin campur tangan di wilayah tersebut yang mengakibatkan munculnya berbagai gejolak termasuk di Suriah.
“Kami percaya bahwa campur tangan Amerika dalam urusan ini juga menjadi masalah. Kami ingin membahas masalah ini dari sudut pandang penggunaan pangkalan di Laut Merah,” kata al-Bashir.
Dia mengkritik Amerika Serikat karena campur tangan dalam urusan internal negara lain dan menambahkan bahwa intervensi Amerika harus disalahkan atas perpecahan Sudan menjadi dua negara bagian.
“Akibatnya kita membutuhkan perlindungan dari tindakan agresif oleh Amerika Serikat. Kami percaya bahwa apa yang sedang terjadi di Suriah sekarang adalah efek dari campur tangan Amerika. Akibatnya, Suriah telah mengalami sebuah malapetaka. Kami awalnya percaya bahwa negara tersebut akan hilang, tetapi dengan peran Rusia, situasi bisa dikendalikan. Dalam hubungan itu kami mencari kerja sama dengan Rusia di berbagai bidang, “kata al-Bashir.
Secara khusus, ia menambahkan, negaranya tertarik pada kerjasama teknis militer dengan Rusia, karena perangkat keras militer yang saat ini ada di negaranya berasal dari pabrik Rusia.
Sudan juga tertarik untuk mengembangkan interaksi ekonomi dengan Rusia dan siap untuk mendiskusikan proyek eksplorasi dan penggunaan energi nuklir secara damai.
Sudan juga tertarik untuk mengembangkan kontak dengan perusahaan Rusia dalam produksi minyak, pertanian, dan di bidang kereta api.
Omar al-Bashir mengatakan Sudan siap membantu Rusia dalam mengembangkan hubungan dengan negara-negara Afrika. “Kita dapat mengatakan bahwa Sudan bisa menjadi kunci bagi Rusia [untuk pengembangan hubungan Rusia dengan negara-negara Afrika],” katanya.
Baca juga: