Amerika telah mengirimkan jet tempur F-35B dan F-35A ke Jepang yang akan menjadi kekuatan penting jika terjadi konflik dengan Korea Utara, tetapi sepertinya Pentagon merasa belum cukup. Angkatan Udara Amerika kini berencana untuk mengirim enam jet tempur siluman F-22 Raptor Korea Selatan bulan depan.
Tindakan ini diyakini sebagai upaya untuk terus memberikan tekanan maksimal pada Pyongyang. “Enam pesawat tempur F-22 dari Angkatan Udara Amerika dijadwalkan untuk bergabung dengan latihan gabungan Angkatan Udara Korea Selatan-Amerika Vigilant Ace dari 4-8 Desember,” kata para pejabat militer Korea Selatan sebagaimana dikutip Kantor Berita Yonhap Kamis 23 November 2017.
Jet-jet tempur tersebut akan terbang ke Semenanjung Korea dari Pangkalan Udara Kadena di Okinawa, Jepang dan menginap di pangkalan udara di Korea Selatan selama latihan tersebut. Hingga empat pesawat tempur siluman F-35A Lightning juga kemungkinan akan bergabung dalam latihan.
Armada Amerika dilaporkan akan terlibat dalam latihan infiltrasi dan serangan ke wilayah musuh bersama dengan jet tempur Angkatan Udara Korea Selatan selama latihan tersebut.
Hal ini menandai pertama kalinya Amerika mengirim enam Raptor ke Korea sekaligus dan pasti akan memberi tekanan kepada Korea Utara dengan kekuatan militer yang luar biasa oleh sekutunya.
Raptor merupakan pesawat tempur siluman superioritas udara yang diklaim mampu terbang ke fasilitas musuh utama dan meluncurkan serangan presisi di bawah radar. Kecepatan maksimumnya adalah sekitar 2.5 Mach. Pesawat tersebut telah terlibat dalam misi anti ISIS di Irak dan Suriah. Beberapa waktu lalu, Raptor juga melakukan debut dalam Perang Afghanistan dengan menyerang fasilitas pengolahan opium yang diyakini milik Taliban.
Penyebaran ini terjadi saat Amerika terus meningkatkan pengerahan aset strategis ke Korea Selatan sebagai sebuah demonstrasi kekuatan untuk menekan Korea Utara sampai tingkat maksimum. Awal bulan ini, tiga kapal induk bertenaga nuklir Amerika dikerahkan ke Laut Timur. Kapal selam serang kelas Virginia juga dilaporkan merapat ke Korea Selatan beberapa hari lalu.
Korea Selatan dan Amerika terus meningkatkan tekanan, baik ekonomi maupun militer, terhadap Korea Utara dalam upaya membawa negara tersebut kembali ke meja perundingan untuk menegosiasikan pengembangan senjata nuklirnya secara ilegal. Langkah ini dipastikan akan menimbulkan reaksi marah dari Korea Utara.