Site icon

Pembom Tu-22M3 Backfire Generasi Terbaru Memiliki Masalah

Bomber Supersonic TU-22М3 (Penyebutan NATO: Backfire C)

Rusia berencana untuk meningkatkan armada pembom jarak jauh Tupolev Tu-22M3 Backfire dengan mesin baru dan avionik. Yang pertama dari 30 pembom supersonik modern tersebut akan melakukan penerbangan pertamanya tahun depan jika semuanya berjalan sesuai rencana.

Tu-22M Backfire pertama kali beroperasi pada tahun 1983 di tengah aura Perang Dingin. Meski pesawat telah dimodernisasi, upgrade yang direncanakan akan menjadi perombakan paling komprehensif dari pembom jarak jauh tersebut sejak diperkenalkan ke layanan.

Seiring dengan perbaikan dan penguatan badan pesawat, upgrade Tu-22M3M akan menggabungkan bom baru SVP-24-22, radar NV-45 serta kokpit yang lebih baik, di antara sistem baru lainnya. Rusia juga berencana untuk mengganti mesin Tu-22M3 Kuznetsov NK-25 dengan mesin baru NK-32-02 yang lebih efisien yang dirancang untuk Tu-160M2 Blackjack. Tu-22M3M akan menampilkan sistem avionik yang benar-benar baru dengan standar Tu-160M2.

Michael Kofman, seorang ilmuwan  yang mengkhususkan diri dalam urusan militer Rusia di Center for Naval Analysis, merasa skeptis terhadap beberapa aspek program upgrade. Kofman mencatat  bahwa memperbaiki badan pesawat yang ada dengan mesin baru dapat memerlukan pekerjaan teknik yang rumit. “Saya cukup skeptis terhadap reparasi mesin NK-32-02 untuk Tu-22M3,” kata Kofman sebagaimana dikutip National Interest Rabu 22 November 2017.

Selain itu, laporan TASS mencatat bahwa Tu-22M3M akan dipersenjatai dengan rudal anti-kapal supersonik X-32 yang ditingkatkan, versi modern X-22, yang oleh NATO disebut sebagai AS-4.

Senjata raksara seberat 13.000 pon ini kecepatan sekitar 4.5 Mach saat terbang di ketinggian 130.000 kaki di atas jarak sekitar 620 mil. Rudal ini  dapat dipersenjatai dengan hulu ledak konvensional 1.102 pon atau hulu ledak nuklir jika diperlukan. Tu-22M3M akan mampu membawa tiga senjata tersebut.

Tetapi meski di atas kertas kombinasi Tu-22M3M / X-32 terlihat tangguh, sistem tetap memiliki kelemahan dalam target pengiriman. X-32 menggunakan kombinasi navigasi inersia, GPS / GLONASS dan active-radar homing untuk mencapai target. Namun, 600 mil jauh melampaui jangkauan sensor Tu-22M3M.

Selama era Soviet, data  target disediakan oleh jaringan sensor berbasis ruang angkasa EORSAT, yang sudah tidak ada lagi. Tidak jelas bagaimana  Rusia mengatasi masalah target ini.

Exit mobile version