
Amerika dan Rusia perbaikan yang dilakukan membuat persenjataan Amerika dan Rusia lebih merusak dan lebih menggoda untuk diterapkan. Amerika Serikat, misalnya, memiliki bom “jatuh bebas ” yang dapat disesuaikan untuk bertindak seperti senjata taktis, dan yang lainnya direncanakan.
“Gagasan bahwa kita dapat mengatasi konflik nuklir adalah pemikiran yang benar-benar berbahaya,” kata Kingston Reif, Direktur Kebiajkan Pelucutan dan Pengurangan Ancaman Senjata di Arms Control Association, sebuah kelompok pemikir yang berbasis di Washington sebagaimana dikutip Reuters Selasa 21 November 2017.
Salah satu pemimpin kelompok ini, William Perry, yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan di bawah Presiden Bill Clinton, mengatakan baru-baru ini bahwa “bahaya bencana nuklir saat ini lebih besar daripada pada saat Perang Dingin.”
Perry mengatakan kepada Reuters bahwa baik Amerika Serikat maupun Rusia telah meningkatkan persenjataan mereka dengan cara memanfaatkan senjata nuklir menjadi lebih mungkin. Upgrade Amerika katanya, telah terjadi hampir secara eksklusif di balik pintu tertutup. “Itu terjadi tanpa diskusi umum,” katanya. “Kami biasa melakukannya.”
Program modernisasi Amerika memiliki banyak pendukung selain Trump. Hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada tekanan di Kongres . Para pendukung berpendapat bahwa Amerika Serikat sebagian besar hanya mengutak-atik senjata lama, bukan mengembangkan senjata baru.
Ada yang mengatakan bahwa senjata yang diperkuat adalah penghalang yang lebih efektif, mengurangi kemungkinan perang. Cherry Murray yang sampai Januari lalu bertugas sebagai pejabat tinggi di Departemen Energi yang mengelola persediaan hulu ledak nuklir Amerika pengurangan stok senjata nuklir di bawah New START menjadikan Washington merasa penting memperbaiki gudang persenjataannya.
Selama Perang Dingin, Murray mengatakan dalam sebuah wawancara, Amerika Serikat memiliki begitu banyak rudal sehingga jika tidak berhasil, militer bisa saja membuangnya. Dengan batas baru 1.550 hulu ledak, setiap orang akan berhitung.
“Bila Anda turun ke jumlah itu, sebaiknya kita pastikan mereka bekerja,” katanya. “Dan sebaiknya kita memastikan bahwa musuh kita percaya bahwa mereka bekerja.”
Upaya modernisasi Amerika . tidak akan murah. Tahun ini Kantor Anggaran Kongres memperkirakan program ini akan menghabiskan biaya setidaknya US$ 1,25 triliun selama 30 tahun. Jumlah itu bisa tumbuh secara signifikan, karena Pentagon memiliki sejarah overruns biaya besar pada proyek akuisisi besar.
Sebagai Menteri Pertahanan di bawah Obama, Leon Panetta mendukung modernisasi tetapi sekarang berbalik mempertanyakan label harganya.
“Kami berada dalam babak baru Perang Dingin dengan Putin,” katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara, menyalahkan kondisi ini pada Presiden Rusia yang membangkitkan lagi kekuatan nuklirnya. Panetta mengatakan bahwa dia meragukan Amerika Serikat akan dapat mendanai program modernisasi.