Trump Kembali Seret Korea Utara ke Daftar Negara Pendukung Terorisme
KCNA

Trump Kembali Seret Korea Utara ke Daftar Negara Pendukung Terorisme

Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi menempatkan Korea Utara kembali dalam daftar negara pendukung terorisme, yang memungkinkan negaranya memberlakukan tambahan hukuman dan mengancam menimbulkan ketegangan atas program senjata nuklir dan peluru kendali Pyongyang.

Namun, Presiden  yang saling menghina pribadi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un itu belum mengesampingkan perundingan dan mengatakan Departemen Keuangan akan mengumumkan hukuman tambahan terhadap Korea Utara segera.

Penunjukan tersebut muncul seminggu setelah Trump kembali dari perjalanan 12 hari ke lima negara Asia, tempat ia membuat nafsu nuklir Korea Utara sebagai inti perundingannya.

“Selain mengancam dunia dengan kerusakan nuklir, Korea Utara berulang kali mendukung tindakan terorisme internasional, termasuk pembunuhan di luar negeri,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih Senin 20 November 2017.

“Penunjukan ini akan menjatuhkan sanksi dan hukuman lebih jauh kepada Korea Utara dan orang-orang terkait serta mendukung kampanye tekanan maksimum kami untuk mengisolasi rezim pembunuh tersebut,” katanya. “Ini seharusnya sudah sejak lama terjadi,” demikian Trump.

Korea Utara mengejar program senjata nuklir dan misil yang menentang sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tidak merahasiakan rencananya untuk mengembangkan misil berujung nuklir, yang mampu mencapai daratan utama Amerika. Negara tersebut telah menembakkan dua misil di Jepang dan pada 3 September menembakkan uji coba nuklir keenam dan terbesar.

Badan mata-mata Korea Selatan mengatakan pada Senin bahwa Korea Utara dapat melakukan uji coba misil tambahan tahun ini untuk memperbaiki teknologi misil jarak jauh dan meningkatkan ancaman terhadap Amerika.

Para ahli mengatakan bahwa penunjukan tersebut sebagian besar bersifat simbolis, karena Korea Utara sudah mendapat sanksi berat oleh Amerika. Amerika telah menunjuk hanya tiga negara lain -Iran, Sudan dan Suriah- sebagai negara pendukung terorisme.

Beberapa ahli menganggap Korea Utara tidak memenuhi kriteria untuk penetapan tersebut, yang memerlukan bukti bahwa sebuah negara telah “berulang kali memberikan dukungan untuk tindakan terorisme internasional”.

Dalam sambutannya, Trump mengingat Otto Warmbier, mahasiswa dari Ohio, yang meninggal pada Juni sesaat setelah kembali dari Korea Utara, tempat ia ditahan lebih dari satu tahun. Kematiannya menyebabkan kemarahan di AS dan selanjutnya membuat ketegangan dengan Pyongyang.