Tentara Amerika yang tewas di zona perang tahun ini meningkat dibandingkan 2016 dan ini peningkatan pertama yang terjadi dalam enam tahun terakhir. Beberapa pihak menyebut keputusan Presiden Donald Trump yang menyebabkan peningkatan kematian tersebut karena terus menambah pengiriman militer Amerika ke berbagai medan perang di luar negeri.
Military Times mengutip data pemerintah dalam laporannya Senin 20 November 2017 mengatakan sampai November 2017 ini total ada 31 personel militer Amerika yang meninggal saat menjalankan tugas di luar negeri. Sementara pada 2016 tercatat ada 26 orang meninggal. Jumlah yang meninggal pada 2017 ini belum termasuk 17 pelaut yang tewas dalam kecelakaan di laut tahun ini
Presiden Amerika Donald Trump telah melipatgandakan jumlah tentara Amerika di Somalia tahun ini, sehingga jumlahnya mencapai sekitar 500 orang. Pada bulan Mei, seorang anggota Navy SEAL tewas di negara Afrika tersebut dalam sebuah serangan di sebuah kompleks Al-Shabab, yang menandai pertempuran pertama Amerika. Ini juga menjadi kematian di Somalia pertama sejak insiden “Black Hawk Down” pada tahun 1993, ketika 18 anggota militer Amerika terbunuh.
Kematian yang paling terkenal terjadi di Niger pada tanggal 4 Oktober, ketika empat tentara pasukan khusus Amerika terbunuh setelah disergap oleh militan yang diyakini terkait dengan ISIS. Banyak pertanyaan seputar penyergapan dan penyelidikan sedang berlangsung. Trump memunculkan kontroversi terkait tanggapannya terhadap insiden mematikan teresbut yang dinilai tidak peka.
Sementara itu, jumlah pasukan Amerika di Afghanistan telah mencapai sekitar 14.000 setelah Trump menyetujui peningkatan beberapa ribu pada bulan Agustus. Lebih dari selusin tentara Amerika telah terbunuh di Afghanistan pada 2017 ini. Angka ini memang jauh di bawah kematian pada 2007 di mana dalam satu tahun lebih dari 1.000 personel militer Amerika meninggal dalam puncak Perang Afghanistan tersebut.
Militer Amerika juga terus tetap aktif di Timur Tengah. Di era Trump juga untuk pertama kalinya terjadinya kematian akibat misi tempur seorang Navy SEAL ketika melakukan penyerbuan ke Yaman kembali pada bulan Januari.
Selama tahun 2017, Trump secara signifikan telah meningkatkan kehadiran Amerika di Irak dan Suriah, data pemerintah menunjukkan. Dari bulan Juni 2017 sampai September 2017, misalnya, kehadiran militer Amerika di Irak melonjak dari 6.137 menjadi 7.402. Pada periode yang sama di Suriah, jumlah total melonjak dari 1.103 menjadi 1.547.