Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg berharap Turki akan menerima permintaan maaf negerinya setelah para pemimpin Ankara tampil dalam ‘skema musuh’ saat pelatihan militer NATO di negara Nordik tersebut.
Namun, sebagaimana dilaporkan media publik NRK Minggu 19 November 2011 seandainya Turki ingin berbicara lebih banyak mengenai peristiwa tersebut, Norwegia akan terbuka untuk itu.
“Kami jelas mengenai Turki, dan mereka jelas terhadap kami. Sekarang, saya berharap mereka menerima permintaan maaf kami, sehingga kami bisa bergerak maju,” kata Perdana Menteri Solberg.
Pada Jumat, Turki mengumumkan negeri tersebut menarik 40 prajurit Turki dari pelatihan nATO dari Joint Warfare Center di Stavanger, Norwegia, setelah nama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan gambar pendiri Republik Turki Mustafa Kemal Atarturk digunakan di dalam “skema musuh”.
Setelah kejadian tersebut, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan Menteri Pertahanan Norwegia Frank Bakke-Jensen meminta ma’af kepada Turki. Mereka mengatakan pesan itu ditulis oleh warga negara Norwegia yang disewa untuk bekerja sebagai staf selama pelatihan dan orang tersebut segera diberhentikan.
Erdogan pada Sabtu mengatakan tidak bisa menerima permintaan maaf tersebut karena apa yang terrjadi adalah “cermin tahap pemutar-balikan yang telah kami saksikan di NATO …” dan masalah tersebut “tak bisa ditutup-tutupi cuma dengan permintaan maaf”.