Pasukan TNI yang sukses membebaskan sandera di Tembagapura, Timika, Papua mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Namun dari dari 62 orang yang masuk dalam tim tersebut, lima perwira menolak penghargaan tersebut karena merasa tidak berhak untuk mendapatkannya.
Hal itu disampaikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam pidatonya di depan pasukan khusus yang membebaskan sandera Minggu 19 November 2017 di lokasi operasi. Dalam rekaman yang diunggah akun facebook TNI itu, Gatot mengatakan para perwira yang menolak kenaikan pangkat karena keberhasilan operasi sepenuhnya adalah hasil kerja anak buahnya.
Menurut para perwira, keberhasilan adalah ke anak buah, tetapi jika gagal maka itu adalah tanggungjawab pemimpin, dalam hal ini perwira operasi.

“Dari 62 orang, lima perwira menyampaikan bahwa keberhasilan adalah ke anak buah kegagalan adalah tanggung jawab perwira mereka menolak kenaikan pangkat ini laur biasa yang membuat saya terharu. Inilah tauladan bagi prajurit yang tidak mengutamakan pribadi tetapi hanya untuk kepentingan negara kesatuan Republik Indonesia,” kata Gatot.
Sebagai gantinya, para perwira itu akan mendapatkan pendidikan secara khusus mendahului teman-teman seangkatannya.
https://www.facebook.com/PENERANGAN.TNI/videos/1465562916846873/
Sementara di hadapan awak media seusai memberikan Orasi Ilmiah kepada 3.000 Civitas Akademika dan mahasiswa Unisba serta masyarakat umum, pada Sidang Terbuka Senat Universitas Islam Bandung dalam rangka memperingati Milad ke-59 Universitas Islam Bandung (Unisba) tahun 2017 Sabtu 18 November 2017 Panglima mengatakan keberhasilan operasi merupakan hasil kerja sama yang baik antara Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing telah berhasil menyelamatkan ratusan orang yang disandera kelompok bersenjata Papua.
“Keberhasilan itu merupakan hasil dari operasi yang dilaksanakan secara senyap dan teliti. Kepolisian menyiagakan dan mengamankan warga sekitar, TNI bergerak dengan senyap,” kata Panglima.
Pasukan gabungan dari Kopassus, Batalion 751 Raider dan Taipur Kostrad melakukan pergerakan sejauh empat setengah kilometer selama tiga sampai empat hari, kemudian melakukan serangan di dua tempat markas kelompok bersenjata.
“Setelah pasukan gabungan TNI dan Polri berhasil menguasai lokasi yang dikuasai kelompok bersenjata, saya perintahkan agar mengutamakan keselamatan sandera. Sebelum evakuasi, saya perintahkan agar kiri-kanan jalan harus aman,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa sandera yang merupakan warga asli tetap bertahan di kampungnya dengan penjagaan dari TNI dan Polri, sedangkan yang bukan berasal dari kampung tersebut telah diungsikan. “Soal kelompok yang melarikan diri sedang dalam pengejaran, tapi fokus saya yang penting adalah sandera harus selamat,” ujarnya.