Modernisasi Tu-22M3 Rusia hampir selesai dan hasilnya adalah Backfire yang lebih berbahaya. Modernisasi mencakup peralatan radio-elektronik baru dan sistem senjata, termasuk rudal supersonik canggih.
“Armada pembom jarak jauh Tu-22M3 Â diperkirakan akan sepenuhnya dimodernisasi pada tahun 2018, proses ini sedang berlangsung dengan sangat aktif. Semua peralatan radio elektronik dimodernisasi. Hal yang paling penting adalah bahwa pesawat tersebut ditingkatkan untuk membawa rudal supersonik Kh-32 modern, ” kata Viktor Bondarev, kepala Komite Pertahanan dan Keamanan Majelis Tinggi Rusia Jumat 17 November 2017, sebagamana dilaporkan Sputnik.
Kh-32 adalah rudal udara ke permukaan yang merupakan upgrade besar dari Kh-22. Rudal tersebut dikembangkan oleh perusahaan aerospace MKB Radep Rusia sejak tahun 1980an dan telah digunakan bersama militer Rusia sejak 2016.
Kh-32 memiliki jangkauan operasional 600-1.000 kilometer dan bisa mencapai kecepatan 4.000-5.000 kilometer per jam. Rentang operasionalnya memungkinkan Tu-22M3 meluncurkan serangan udara tanpa memasuki zona pertahanan udara musuh.
Bondarev juga menunjukkan bahwa pembom Tu-22M3 memiliki potensi besar untuk modernisasi. “Pengebom ini, bersama Tu-160 dan Tu-95, memastikan keunggulan penerbangan jarak jauh strategis Rusia,” katanya.
Sementara itu, harian Izvestia Rusia melaporkan pada hari Jumat bahwa rudal jelajah jarak jauh baru dengan jarak yang lebih jauh kini dikembangkan untuk pembom Tu-22M3.
Menurut surat kabar tersebut, rudal baru, yang saat ini dikenal dengan nama kode “izdeliye 715,” akan memiliki jangkauan beberapa ribu kilometer. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa rudal tersebut akan memiliki mesin baru, yang memiliki spesifikasi yang mendekati rudal jelajah Kalibr dan Kh-101.
Tu-22M3 adalah pembom jarak jauh, yang dirancang untuk melawan target laut dan darat pada jarak hingga 2.200 kilometer dengan peluru kendali dan bom. Penerbangan eksperimental pertama dilakukan pada tahun 1977, dan pada bulan Maret 1989 pesawat tersebut akhirnya mulai beroperasi.
Pesawat tersebut telah terlibat dalam beberapa kampanye militer, termasuk operasi yang sedang berlangsung di Suriah, di mana pembom Tu-22M3 telah berulang kali melakukan penerbangan langsung dari Rusia ke Suriah untuk menebarkan senjatanya.