Pada 9 Juni 2017, tiga pembom berat Angkatan Udara Amerika, B-1, B- dan B-52 terbang bersama di ruang udara internasional di atas Laut Baltik. Sesuatu yang langka terjadi.
Mereka kemudian mendapatkan tamu yang mengejutkan. Sebuah pesawat tempur Su-27 Flanker Angkatan Udara Rusia mendekati formasi tiga bomber tersebut dan terbang cukup lama. Beberapa hari sebelumnya, sebuah Su-27 juga mencegat B-52 di atas Baltik.
Su-27 tersebut adalah satu dari tujuh Flankers yang terbang dari Kaliningrad, daerah kantong Baltic milik Moskow yang terjepit antara Lithuania dan Polandia dan secara geografis terpisah dari wilayah Rusia lainnya.
The Kaliningrad Flankers bisa dibilang sebagai Su-27 paling sibuk dan paling berbahaya di dunia. Mereka berpatroli di atas Baltik, mencegat pesawat NATO dan negara lainnya di ruang udara internasional ini dan kadang-kadang bersikap sangat agresif sehingga pesawat NATO tidak memiliki pilihan selain melarikan diri.
Jika ada pesawat tempur Rusia yang akhirnya menyebabkan insiden internasional di wilayah Baltik yang tegang, kemungkinan mereka adalah gerombolan Su-27 dari Kaliningrad.
Di atas Baltik pada 3 Oktober 2014, sebuah Su-27 dengan nomor 24 terbang sangat dekat dengan pesawat mata-mata Gulfstream Angkatan Udara Swedia yakni hanya berjarak sekitar 30 kaki. Dilaporkan Combat Aircraft, kru Swedia dapat dengan jelas mengidentifikasi senjata yang dibawa jet Rusia tersebut, termasuk empat rudal udara ke udara R-27 dan dua R-73.
Pada bulan Juni 2017, pesawat Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu yang hendak terbang ke Kaliningrad dicegat sebuah F-16 Polandia. Sepasang Su-27 yang kemungkinan juga dari Kaliningrad turun tangan mengusir Fighting Falcon tersebut.

Beberapa hari kemudian, Su-27 Kaliningrad dengan nomor 93 terbang begitu dekat dengan pesawat mata-mata RC-135 Angkatan Udara Amerika. Pentagon secara resmi memprotes insiden tersebut karena dinilai berbahaya dan tidak professional.
Meski selama berpuluh-puluh tahun secara rutin mencegat pesawat masing-masing di ruang udara internasional, pihak berwenang NATO dan Swedia semakin khawatir atas tindakan Moskow di wilayah Baltik.
Kegiatan udara Rusia di wilayah tersebut telah meningkat selama bertahun-tahun dan semakin meningkat tajam setelah invasi Rusia ke Ukraina pada awal 2014. Jet tempur NATO dan negara-negara lain telah ratusan kali pesawat Rusia sejak saat itu.
“Kami telah melihat tindakan kekuatan udara yang dapat dianggap lebih agresif daripada yang telah kami lihat dalam waktu yang lama,” kata Jenderal Angkatan Darat Sverker Goranson, Swedia, kepada sebuah outlet berita Swedia pada tahun 2014.
Pada bulan Juni 2014, Su-27 Kaliningrad kembali terbang dalam jarak 30 kaki dari pesawat mata-mata Swedia. Su-27 juga bermain-main dengan Gripen Swedia dan Mirage Perancis. Flanker pun telah berulang kali dicegat.
Pada bulan September 2014, Kaliningrad Flankers juga ikut ambil bagian dalam latihan besar-besaran yang menguji kemampuan Kremlin untuk memperkuat Kaliningrad dengan sejumlah tambahan pesawat tempur dan ratusan pasukan terjun payung.
Flanker Rusia juga mengawal pembom berat yang berjalan-jalan di dekat negara-negara Eropa, meski tidak sepenuhnya jelas bahwa Su-27 berasal dari Kaliningrad.